Muaro Putuih, KABA12.com — Hasil rapat akbar masyarakat Tiku V Jorong, kecamatan Tanjung Mutiara Minggu,(21/5) betul-betul mengerikan.
Masyarakat dengan suara bulat menolak eksekusi lahan yang dijadualkan Rabu,(24/5) oleh pengadilan negeri Lubukbasung.
Masyarakat bertekad bulat akan menghadang tim eksekusi masuk ke wilayah Tiku V Jorong dan siap mati jika eksekusi tetap dipaksakan.
Sebagai tindaklanjut sikap bersama itu masyarakat membentuk tim khusus dan menyiapkan regu parik paga nagari yang berada di garis depan.
Bahkan Minggu sore sudah disiapkan berbagai perangkat pendukung untuk mengawal nagari Tiku V Jorong termasuk memajang spanduk perlawanan terhadap eksekusi.
Menurut Heri Kasri dan Agusmaidi Sidi Bandaharo, rapat akbar warga Tiku V Jorong dihadiri lebih dari 3.500 warga dari berbagai unsur di mesjid Muaro Putuih yang penuh sesak oleh warga yang kecewa.
Ditegaskan Heri Kasri, pihaknya bersama seluruh masyarakat sudah bertekad bulat mempertahankan nagari Tiku V Jorong, ” kami akan mempertahankan nagari kami, apapun yang terjadi, walau nyawa taruhannya sekali pun,” tegas Heri Kasri dengan wajah membeku.
Masyarakat bersama parik paga nagari sudah bersiap dengan berbagai kemungkinan termasuk memberlakukan piket khusus untuk mengawasi wilayah nagari jangan sampai ada penyusup yang masuk dan memberlakukan status siaga serta wajib lapor bagi tamu.
” Kami dengan tekad bulat menolak eksekusi apapun yang terjadi,’ tegasnya dengan mimik serius.
Sementara Agusmaidi Sidi Bandaro menyebutkan upaya pihakhya meluruskan kasus itu secara administrasi masih akan terus dilakukan termasuk meminta klarifikasi pada pihak pengadilan negeri terkait lokasi pasti eksekusi,” kami sudah sampaikan surat permohonan dan kami berharap aparat terkait meluruskan hal itu, agar masyarakat tidak menjadi korban,” tegas Agusmaidi.
Sementara informasi yang diperoleh KABA12.com rencana eksekusi masih belum ada perubahan dari jadual Rabu, (24/5). Diyakinkan jika eksekusi berlanjut konflik besar akan meletus di Agam, terutama melihat reaksi warga di Muaro Putuih Minggu sore.
(Harmen)
