Bukittinggi, KABA12.com — Bulan Ramadhan, bulan yang pernuh berkah, terutama bagi pedagang gula tebu (saka) dan gula aren (gulo anau).
Sudah jadi tradisi, setiap memasuki dan selama Ramadhan banyak permintaan masyarakat akan kebutuhan pemanis ini. Karena pada saat bulan puasa, banyak masyarakat membuat aneka makanan yang mempergunakan saka atau gulo anau.
Bahkan, kenaikan harga tidak menjadi masalah bagi pembeli. Sehingga pihak pedagang mendapati berkah Ramadhan dari penjualannya.
Seperti pedagang saka dan gulo anau di Pasar Bawah kota Bukittinggi, Uni Wit asal Bukik Batabuah, Canduang kabupaten Agam ini.
Ia mengaku meraih omset hingga Rp 4 juta lebih dari penjualannya.
“Alhamdulillah, omset saat hari pakan bisa mencapai Rp 4.500.000. Jauh meningkat dari hari biasanya, di luar Ramadhan,” ungkapnya.
Melonjaknya harga saka dan gulo anau menurutnya, seiring dengan meningkatnya permintaan pembeli saat puasa.
Biasanya, perempuan berkerudung itu menjual saka dengan harga Rp 19.000 hingga Rp 20.000 per kilogram dihari biasanya. Kini ia menjualnya dengan harga Rp 23.000 hingga Rp 24.000 per kilogramnya.
Sementara untuk gulo anau, masih tetap diharga jual Rp 18.000 per kilogram.
“Sehari bisa terjual 80 kg sampai 100 kg,” sebutnya.
Ia mengaku, pasokan saka dan gulo anau yang dijualnya berasal dari petani pengilang yang berada di kampungnya Bukik Batabuah.
“Kita langsung mengambil dari tempat kilangan di Bukik Batabuah. Disana pemasok saka dan gulo anau terbanyak untuk kawasan Bukittinggi dan Agam Timur,” ulasnya.
(Jaswit)