Lubukbasung,kaba12 — Potensi cuaca ekstrem di wilayah Suamtera Sumatera Barat termasuk kabupaten Agam sesuai prediksi BMKG berlangsung hingga Februari 2024 mendatang. Kondisi ini, dikuatirkan akan berdampak signifikan terhadap aktivitas masyarakat jika tidak diwaspadai secara khusus.
Bahkan, prediksi perubahan cuaca mendadak (ekstrem) dikuatirkan berdampak terhadap warga, terutama potensi banjir, longsor di mayoritas wilayah Kabupaten Agam, sehingga masyarakat diminta untuk lebih waspada, terutama jika beraktivitas di luar rumah.
Himbauan itu disampaikan Bupati Agam Dr.Andri warman didampingi Kepala BPBD Agam Bambang Warsito, menyikapi dampak pola cuaca ekstrem yang terjadi sepanjang Desember 2023 dengan serangkaian kebencanaan yang terjadi di mayoritas kecamatan di Kabupaten Agam.

Data yang dihimpun kaba12, beberapa musibah terjadi sepanjang Desember 2023 dampak erupsi Gunung Marapi 3 Desember yang menyebaban 24 orang dari 75 orang pendaki yang secara resmi terdaftar meninggal dunia, disusul musibah banjir bandang di Sungai Rangeh, Tanjung Raya 4 Desember yang menyebabkan puluhan warga mengungsi dan merusak berbagai infrastruktur dan rumah penduduk.
Kemudian longsor di Simarasok yang menyebabkan 2 warga meninggal akibat tertimbun material longsor, longsor di wilayah Palembayan, Kecamatan Ampek Koto dan Palupuah, banjir beberapa kecamatan terutama di Sungaipua, Lubukbasung,Tilatang Kamang, dan beberapa kecamatan lain.

“ Kondisi ini dampak cuaca ekstrem yang rentan memicu banjir dan tanah longsor, apalagi daerah kabupaten Agam dikenal salah satu wilayah rawan kebencanaan, “ sebut Bupati.
Ditambahkan, pihaknya melalui BPBD Agam, pemerintah kecamatan dan nagari, menghimbau masyarakat untuk selalu siaga dan meningkatkan kewaspadaan menyikapi potensi cuaca ekstrem yang diprediksi berlangsung hingga Februari 2024 mendatang.

“ Informasikan segera jika terjadi musibah,BPBD Agam akan bergerak cepat untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang berpotensi merugikan masyarakat. Namun, kewaspadaan dan kesiap siagaan sangat penting dibangun bersama oleh masyarakat, termasuk menyikapi kondisi potensi erupsi Gunung Marapi yang relative masih tinggi, “ ulas Andri warman didampingi Bambang Warsito.
Sementara informasi yang diperoleh kaba12, sepanjang Desember menjelang tutup tahun 2023, serangkaian musibah yang terjadi, didominasi dampak perubahan cuaca akibat hujan lebat, makin terkikisnya pondasi hutan akibat penebangan kayu di hutan dan pebukitan serta dampak aksi buang sampah sembarangan yang kerap memicu banjir.
(HARMEN)