Kaba Terkini

Peringatan Hari Air Sedunia XXV di Maninjau

Antara Bangga & Sedimen Limbah

10Puncak peringatan Hari Air Sedunia XVV yang dipusatkan di Muko-Muko, kecamatan Tanjung Raya, kabupaten Agam, persis di tepian danau Maninjau yang tercemar dampak pakan ikan menjadi dilema tersendiri.

Betapa tidak, antara rasa bangga, moment langka bisa dipusatkan di kabupaten Agam, khususnya di Maninjau yang merupakan destinasi wisata andalan Sumatera Barat yang kini terhempas oleh endapan racun bekas pakan ikan yang kian menebar ancaman bagi seluruh biota danau Maninjau yang dulunya memukau.

17Dilemma bagi daerah ini, karena moment yang diharapkan bisa sumringan dengan segala kebanggaan dan biasanya bertabur sukses atas keberhasilan dalam pengelolaan sumber air, baik danau, sungai, hutan bahkan pengelolaan sumber air yang jadi santapan rutin masyarakat.

Entah memang, ini menjadi strategi jitu Pemkab Agam, ditengah sengkarut kondisi danau Maninjau yang tak lagi kemilau, karena dampak pengelolaan karamba jaring apung (KJA) yang tak terkontrol, memicu endapan bekas pakan ikan yang tak tersangkut di mulut ikan budidaya, kini volume  menjadi  jutaan meter kubik yang merata di seluruh kawasan danau.

11Komitmen Pemkab Agam untuk mengembalikan sosok danau Maninjau sebagai sumber utama pendapatan masyarakat, destinasi wisata yang dikenal wisatawan dari berbagai belahan dunia, diperlihatkan dengan program #Save Maninjau, dengan beberapa strategi penting.

Bupati Agam H. Indra Catri meyakinkan pihaknya bersama berbagai elemen dalam masyarakat, akan memaksimalkan program #Save Maninjau dengan menyaru dukungan pemerintah pusat dan provinsi untuk membantu Pemkab Agam merealisasikan harapan agar danau Maninjau kembali jernih, tak berbau bahkan kembali dijadikan destinasi wisata andalan Indonesia.

5“ Kita optimis dengan dukungan pemerintah pusat, sosok danau Maninjau akan kembali kemilau, “ tegas Indra Catri.

Bak gayung bersambut, harapan bupati Agam direspon gubernur Sumbar Irwan Prayitno yang berharap, dukungan pemerintah pusat dari 8 kementerian yang memberi dukungan untuk mengembalikan sosok danau Maninjau ke kondisi asal.

Bahkan, Irwan Prayitno menyebut beberapa solusi yang mungkin dilakukan termasuk dengan pengerukan endapan bekas pakan ikan, dan ditumpuk menjadi satu pulau reklamasi yang akan dijadikan salah satu pulau wisata untuk menambah keindahan danau Maninjau.

12“ Memang butuh dana besar, bahkan diproyeksikan bisa mencapai Rp. 2 triliunan, namun itu solusi paling pas mengatasi persoalan danau Maninjau, kami berharap pemerintah pusat memberi dukungan, “ harap gubernur.

Dan harapan itulah kini ditumpangkan berbagai elemen masyarakat kabupaten Agam, khususnya di Tanjung Raya, harapan untuk bisa menikmati keindahan danau Maninjau, harapan untuk menjadikan danau Maninjau sebagai kawasan wisata utama, yang setiap saat bisa dinikmati, tanpa harus paranoid dengan bau tak sedap saat menanti sunset di ujung pebukitan Muko-Muko.- ( adv ).

Air – Limbah, Tema Hari Air Sedunia XXV

Peringtan Hari Air Sedunia XVV yang dipusatkan di Muko-Muko, Tanjung Raya, Rabu, (22/3) mencatat catatan sejarah tersendiri bagi kabupaten Agam, pasalnya moment multi dimensi itu, menjadi penguatan komitmen Pemkab Agam dalam menyelesaikan persoalan pencemaran danau Maninjau dari sedimen pakan ikan yang menggunung di dasar danau.

8Apalagi kehadiran Direktur Jenderal SDA Kementarian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPERA) yang diwakili Direktur Irigasi dan Rawa, Ir. Mochammad Mazid, Sekretaris POKJA Revitalisasi GN-KPA Kementarian PUPERA, Dr. Ir. Mochammad Amron, Sekretaris Sekretariat POKJA Revitalisasi GN-KPA Kementarian PUPERA, Ir. P. Victor Sidabutar.

Juga hadir Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementarian PUPERA, Kementarian Agraria dan Tata Ruang, Kementarian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementarian Dalam Negeri, Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno, Forkopimda Sumbar, Forkopimda Agam, OPD Pemkab.Agam, tokoh masyarakat, dan unsur lain sebagai unsur lengkap dalam program penanganan masalah danau Maninjau ( #Save Maninjau ).

16Danau Maninjau menjadi symbol penting dalam peringatan Hari Air Sedunia yang tahun ini mengambil tema Air-Limbah, dimana setiap tahun peringatan itu, memiliki tema dan logo tersendiri yang ditetapkan PBB seperti, tahun 2014 Water ang Energy (Air dan Energi), tahun 2015 Water and Sustainable Devolopment (Air dan Pembangunan Berkelanjutan) , tahun 2016 Water and Jobs (Air dan Pekerjaan).

Tema tahun ini sangat pas dengan kondisi terkini yang terpampang dihadapan ratusan pasang mata di Muko-Muko, yang terhampar luas danau Maninjau yang dulunya memberi kemilau keindahan, namun kini airnya kini menghijau tak merata, mengeluarkan bau menyengat bahkan memberangus semua biodata danau yang dibangga masyarakat Agam selama ini, seperti rinuak, pensi bahkan bada salai.

6Kini semua pupus akibat limbah pakan ikan yang tak tertampung keramba jaring apung yang volumenya setiap hari bertambah, “ limbah pakan ikan pemicu racun, sehingga seluruh biodata danau termasuk ikan budidaya mati, memicu kerusakan hebat di danau Maninjau, “ungkap Indra Catri, bupati Agam.

Moment peringatan Hari Air Sedunia dengan tema Air-Limbah ini, diharapkan jadi kerangka berpijak sukses #Save Maninjau dengan 8 agenda penting untuk mengembalikan danau Maninjau ke sosok aslinya, sehingga kembali menjadi destinasi wisata yang diburu pengunjung.-(adv)

Gubernur Sumbar Irwan Prayitno: “ Kepedulian Bersama “

4Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, berharap moment Hari Air Sedunia XXV yang dipusatkan di danau Maninjau menjadi catatan penting untuk membangun kepedulian bersama dalam memelihara lingkungan.

Tema Air-Limbah menjadi pelecut peduli, agar semua elemen masyarakat bisa menjaga dan memelihara sumber air yang menjadi kebutuhan utama dalam hidup, dan mencegah bertebarannya limbah yang berbahaya bagi kehidupan.

“ Kepedulian bersama sangat diperlukan, karena lingkungan yang terjaga, akan menjamin ketersediaan air, menjadi lingkungan aman juga bisa mengantisipasi dampak limbah, kami yakin masyarakat bisa membangun peduli karena masyarakatnya justru untuk anak cucu kelak, “ sebut Irwan Prayitno.- (adv)

Bupati Agam Indra Catri

#Save Maninjau

14Bupati Agam H.Indra Catri Dt.Malako nan Putiah menghimbau semua komponen masyarakat untuk menyelamatkan danau Maninjau dari kehancuran. Jika dibiarkan kondisi danau yang sebelumnya jadi pusat kunjungan wisata mancanegara itu akan berubah menjadi danau Maninjau dan mengancam kehidupan.

#Save Maninjau menjadi solusi pas untuk menyelamatkan danau Maninjau. Banyak masalah yang muncul, pasca kondisi danau Maninjau  tercemar, baik masalah sumberdaya air, memburuknya kualitas dan kawasan daerah tangkapan air danau, bahkan kini tak satupun biota danau Maninjau yang menjadi kebanggaan bisa hidup dan berkembang biak.

Danau Maninjau yang dulunya dikenal sebagai danau kelima terindah di dunia, destinasi wisata favorit bagi wisatawan lokal maupun mancanegara bahkan sejak zaman dulu, danau ini punya peranan penting dan vital bagi kehidupan masyarakat.

Tepian danau Maninjau yang merupakan tanah kelahiran beberapa tokoh inspirator seperti Buya Hamka, Muhammad Nasir, Syafruddin Prawiranegara hingga novelis terkenal, Ahmad Fuadi.

Diakui Indra Catri, danau Maninjau rusak akibat dominasi pembangunan sektor ekonomi mengakibatkan danau berada pada level eurotropik, dan tinggal satu level lagi menuju danau mati.

1Data Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Agam tahun 2016, jumlah KJA di danau Maninjau mencapai 17.226 KJA jauh melebihi daya tampung danau. KJA penyumbang terbesar pencemaran danau Maninjau, 95 persen total pencemaran.

KJA akan dikurangi menjadi  batas ideal 6.000 KJA, secara bertahap untuk mengendalikan faktor penghasil sendimen itu.

#Save Maninjau merupakan program prioritas Pemkab. Agam saat ini, dengan skenario penyelamatan danau dalam 10 agenda utama yang diaksanakan secara berkelanjutan.

#Save Maninjau, menurut Indra Catri adalah program kepedulian, semua elemen diharapkan membangun peduli, menyelamatkan danau Maninjau, berarti menyelamatkan generasi masa depan,” danau Maninjau adalah ikon masyarakat Sumatera Barat, dan kita semua punya tanggungjawab untuk mengembalikan kebanggaan itu pada sosok semula, dan itu butuh peduli dan dukungan semua pihak, “ harap bupati Agam itu lagi.- ( adv ).

To Top