News Lokal

Pentingnya Perspektif Gender Dalam Penanggulangan Kebencanaan

Bukittinggi, KABA12.com — Kountur alam Indonesia, khususnya di wilayah Kabupaten Agam sangat rentan akan bencana dan musibah, yang tidak dapat diprediksi kapan waktunya. Apalagi dalam kondisi cuaca ekstrim saat ini. Bencana alam yang berisiko itu bisa berdampak kepada siapa saja, termasuk terhadap perempuan dan kelompok rentan lainnya (anak-anak, manula, difabel). Dampak bencana bagi perempuan ini bisa berdimensi fisikal, ekonomi, dan psikologis (trauma). Selain itu, mereka akan kehilangan sumber daya dan peluang masa depan, yang tentu sangat merugikan perempuan.

Dari acuan kejadian itu, Oxfam Indonesia bersama Jemari Sakato mengadakan pelatihan pengutamaan Gender dalam penanggulangan bencana, dengan mitra kerjanya di daearah Agam sperti, BPBD, FPRB, Klinik, dan UMKM di Novotel Bukittinggi, Rabu dan Kamis (28-29/09).

Jamal Fida, Program Officer Oxfam Indonesia menjelaskan, Analisis gender sangat diperlukan dalam sistem penanggulangan bencana, terutama bagi pemerintah dan komunitas penanggulangan bencana. “Perspektif gender ini sangat penting, karena selama ini sistem penanggulangan bencana kita tidak menganalisis peran-peran gender yang timpang di masyarakat, yang ternyata sangat mempengaruhi sistem penurunan resiko.” ujarnya.

Sisstem penanggulangan bencana yang peka terhadap gender akan lebih menguntungkan karena akan memasukkan kebijakan penanggulangan yang juga peka terhadap gender (kebutuhan laki-laki dan perempuan).

Usai mengikuti pelatihan tersebut Khairul Fahmi, Direktur Jemari Sakato mengatakan, kesetaraan peran antara laki-laki dan perempuan dalam penanggulangan bencana perlu diperkuat, terutama bagi masyarakat yang sangat mematuhi stereotipe tentang peran laki-laki dan perempuan yang berkembang di kebudayaan Minangkabau.

“Perspektif gender ini sangat jauh dari apa yang kita bayangkan. Selama ini kita masih belum peka terhadap isu-isu gender yang mainstream. Kita (LSM Jemari Sakato) akan mencoba mengintegrasikan dan menerapkan analisis perspektif gender ini kedalam program-program yang akan kita jalankan.” ujarnya.

Dikesempatan yang sama, BPBD Agam sebagai mitra kerja Oxfam dan Jemari Sakato dalam pengurangan resiko kebencanaan, mengucapkan terimakasih atas latihan yang telah dilaksanakan selama dua hari tersebut.

“Dalam urusan penanggulangan bencana, Pemkab Agam bersama Oxfam Indonesia telah membuat MOU sejak satu bulan lalu. Karena dalam kurun waktu 4 tahun terakhir, Oxfam telah membantu mengatasi kebencanaan di Kab. Agam.” Jelas Maybun, perwakilan BPBD Agam.

(Jaswit)

To Top