Oleh : Zulfamiadi
Surat Al Maidah ayat 51 sudah menjadi perhatian umat Islam tanah air bahkan dunia Islam semenjak salah satu pejabat negeri ini beragama non muslim diduga dan dinilai menghina dengan mengatakan dibodoh-bodohi. Ucapan ini bagaikan api menyulut ranting yang kering spontan menjadi pemicu kemarahan umat muslim tanah air. Ungkapan kemarahan di negara hukum ini terihat dari demo yang besar yang belum pernah terjadi di negeri ini, bahkan mungkin dunia sekalipun.
Jutaan umat muslim dari berbagai penjuru tanah air berdatangan, mulai dari petani , sampai pejabat berdasi, ada yang naik taxi ada juga yang berjalan kaki. Inilah gelora iman yang menggeliat dalam jiwa hidup untuk yang maha hidup, sehingga ada ungkapan lebih baik berkalang tanah dari pada hidup bercermin bangkai. Inilah semangat jihad antara hidup atau mati keduanya sama dirindukan yang pasti dalam bingkai kemulyaan. Semangat perjuangan untuk mengawal tentang penista agama tidak diragukan lagi bahkan jutaan mata umat muslim tanah air menunggu hasil keputusan majelis hakim atas persidangan kasus ini.
Semangat ini sangat patut kita syukuri, bahwa umat ini sudah bangkit dari tidurnya. Semangat bela Al-Quran dan bela ulama. Namun penulis melihat sisi lain dengan harapan yang sama menjadi semangat umat muslim tanah air yaitu semangat untuk memperjuangkan agar kita tidak dikatakan pendusta agama, seperti yang dijelaskan Allah dalam surat al-maun :
“Tahukan kamu (orang) yang mendustakan agama?.Maka itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak mendorong memberi makan orang miskin, Maka celakalah orang yang shalat,
(yaitu) orang-orang yang lalai terhadap shalatnya,yang berbuat riya,dan enggan (memberikan) bantuan”.
Mestinya perhatian terhadap Keberadaan Anak Yatim dan Orang Miskin di Suatu Negara tidak kalah pentingnya seperti perhatian terhadap bangunan mewah, gedung bertingkat, jalan, jempatan apaagi seperti perhatian terhadap yang namanya reklamasi. Kita mengetahui bahwa salah satu dari empat tujuan negara ini didirikan adalah untuk ”memajukan kesejahteraan umum”, dalam pengertian bahwa negara akan berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan mengurangi sedikit mungkin adanya orang-orang miskin di negeri ini, bukan untuk digusur demi kepentingan elite tertentu.
Biro Pusat Statistik (BPS) dan Bank Dunia mematok jumlah penghasilan minimal $1,00 s.d $2,00 per hari. Saat ini, angka kemiskinan masih cukup tinggi, yakni 13% artinya, setiap 1000 penduduk, masih ada lebih dari 100 orang miskin yang ada di sekitar kita. Salah satunya adalah adanya anak-anak yatim dan orang-orang miskin. Anak yatim adalah anak-anak yang telah ditinggalkan orangtuanya karena telah meninggal dunia. Sedang orang miskin adalah mereka yang tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok dalam kehidupannya, karena tidak mempunyai penghasilan yang cukup untuk hidup sehar-hari.
Perjuangan terhadap pendusta agama semestinya juga menjadi semangat umat
Setiap anak yang ditinggal mati ayahnya tentu merasakan pukulan psikologis yang luar biasa terutama bagi anak yang belum baligh, anak yang ditinggal mati oleh ayahnya sebelum baligh disebut dengan anak yatim. Kondisi anak yang ditinggakan mati oleh ayahnya tentu berbeda-beda. Mungkin ayah yang memiliki harta banyak pegawai atau juga dari keturunan kaya raya. Ibu yatim juga dari kalangan berada atau memiliki pekerjaan tetap,namun yang seperti ini tidaklah banyak. Mayoritas yatim yang ditinggal mati ayahnya adalah berda dalam kondisi miskin. Diantara gambaran kondisi yatim selama fakta dan data yang penulis temukan dilapangan sebagai berikut :
- Ayah meninggal, istri dalam keadaan sakit-sakitan sementara mereka masih kecil-kecil, namun keluarga besar ayah/ ibu masih dalam keadaan berkecukupan atau sebaliknya keluarga besar pihak ayah dan ibu juga dalam kesulitan yang tidak bisa diharapkan.
- Suami meninggal, istri tidak punya pekerjaan tetap, anak masih kecil-kecil istri juga menanggung biaya keluarga berupa orang tua sudah renta, rumah kontrak.
- Suami meninggal, anak dalam keadaan seokolah bahkan kuliah biaya selama ini berasal dari suami, harta tidak punya
- Suami, meninggal istri nikah lagi anak-anak tinggal bersama nenek yang sudah renta
- Suami meningga istri atau anak dalam keadaan berpenyakit khusus, bisa buta, tuli, atau cacat mental
- Suami meninggal istri tidak bekerja anak dalam keadaan sakit
- Suami meningga biaya untuk harian tidak mencukupi
Sejuta duka dan kisah tentu terjadi dalam keadaan yatim, makanya Nabi memberi isyarat bahwa antar dia dan anak yatim di surga bagaikan dekatnya telunjuk dan jari tengah. Dalam Al Quran juga dipesankan Allah khusus tentang yatim. Itu artinya pengelolaan tentang yatim itu tidaklah sesederhana yang ada alam fikiran kita. Apakah peduli dengan yatim itu cukup dengan mengisi kotak dimasjid atau sedekah tahunan untuk yatim . atau yang paling celaka lagi kita tidak tahu menahu sama sekali dengan yatim bahkan mngisi koin rench yang bertuliskan yatiim tidak mau tahu sama sekali.
Pedusta agama itulah gelar bagi orang beriman yang dia tidak mau peduli dengan yatim dan fakir miskin. Lalu apakah kita bisa peduli dengan yatim disaat hari-hari kita disibukan dengan aktifitas dunia kita. Berdagang, mengajar, dokter dan berbagai aktifiktas kita didunia kerja lainnya. Atua adakah kita pernah bersilaturrahmi kerumah yatim pondok reok yang dikala malam mereka berurai air mata karena tidak ada yang akan mereka makan.
Ibu yatim yang harus membanting tulang ditengah duka danpenghidupan anak-anaknya. Ibu yatim harus berhutang untuk membiaya makan dan uang sekolah anak-anaknya. Yatim harus mengurut dada disaat hari lebaran tidak ada kebahagiaan seperti kebahagiaan anak-anak pada umumnya.
Apakah kita juga akan menyalahkan yatim jika mereka ada yang mencuri demi kebutuhan perut dan obat-obatan keluarga mereka yang tergeletak dirumah sakit.
Marilah kita tanyakan kepada diri kita sejauh mana kita mengamalkan ayat tentang ancaman Allah terhadap pendusta agama? Untuk itu kaum muslimin jangan sampai paket internet pulsa kita melebihi dari donasi kita terhadap anak yatim setipa bulannya. Minimal sandt ah…ingat kalau paket atau pulsa itu akan habis begitu saja bahkan mengahabiskan energi kita buat yang negatif yang akan menyeret kita kepada jalan keridhoaan tuhan kita. Sementara donasi buat anak yatim tercata sebagai investasi syurga kita.
