Lubukbasung, KABA12.com — Permasalahan penduduk merupakan persoalan penting yang tidak akan ada habisnya jika dibahas secara detil satu persatu. Karena persoalan kependudukan mencakup beberapa aspek melingkup tentang jumlah penduduk, laju pertumbuhan penduduk, angka kelahiran, angka kematian ibu dan bayi, serta masalah mobilitas penduduk.
Berbagai upaya pun telah dilakukan pemerintah dengan mengeluarkan kebijakan untuk mengendalikan kuantitas penduduk. Namun fakta dilapangan, kebijakan itu seolah tidak mempan untuk diterapkan ditengah-tengah masyarakat. Pasalnya hingga kini pertumbuhan penduduk Indonesia mencapai 3 hingga 5 juta per tahun.
Menanggapi itu, Bupati Agam Indra Catri memandang persoalan kependudukan tersebut merupakan masalah penting yang tidak akan pernah selesai jika pemerintah sebagai pembuat kebijakan tidak mampu melahirkan kebijakan yang pas dan sesuai dengan keinginan masyarakat saat ini.
Salahsatu kebijakan yang menjadi sorotan bupati dua periode di Agam itu yaitunya program Keluarga Berencana (KB). Dimana dari hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012 memperlihatkan terjadi rendahnya pencapaian pemakaian kontrasepsi secara keseluruhan sebesar 57,9%, tingginya tingkat kelahiran akibat pernikahan dini pada wanita usia 15-19 tahun sebesar 48%.
Menurutnya, bukan rendahnya pencapaian pemakaian kontrasepsi yang mesti ditingkatkan, tapi bagaimana melahirkan kebijakan yang dapat menghilangkan paradigma kebudayaan (culture) dan mitos yang berkembang ditengah-tengah masyarakat.
“Persoalan pengendalian kependudukan bukan hanya soal kontrasespsi tapi bagaimana kebijakan yang dibuat dapat menghilangkan paradigma kebudayaan masyarakat atau mitos banyak anak banyak rezki. Ini yang akan jadi PR kita, karena paradigma itu tidak menjamin keturunan yang banyak akan hidup bahagia dan sejahtera kedepannya,” ujar Indra Catri saat membuka pertemuan sinkronisasi kebijakan pengendalian kuantitas penduduk bersama BKKBN Sumbar di aula utama bupati, Selasa (12/12).
Menurutnya, penyelesaian persoalan penduduk dapat dimulai dengan melengkapi data penduduk dan menentukan variabel serta indikator yang lebih spesifik mendekati kondisi rill masyarakat saat ini. Seperti halnya kebijakan yang diterapkan pemerintah kabupaten Agam dalam meningkatkan kualitas penduduknya. Salahsatunya, melalui program Agam Menyemai untuk mencukupi kebutuhan gizi masyarakat.
“Untuk kualitas penduduk musuh kita masih banyak, data kita masih compang-camping. Data penduduk yang baik harus detil tidak hanya jumlah saja tapi harus smpai ke karakter, sehingga betul bisa diciptakan kebijakan yang betul-betul mengabdi kepada penduduk,” sebutnya.
Indra Catri juga memaparkan, konsentrasi kebijakan Agam kedepan juga untuk para orangtua dengan mengusung tagline “Agam sayang orangtua”. Dimana pemerintah mengupayakan memperbanyak taman agar tersedianya ruang publik interaksi.
“Komposisi penduduk Agam mayoritas saat ini anak muda dan orangtua, untuk meningkatkan kualitasnya kita perbanyak membangun taman sebagai publik interaksi. Ini yang kita maksud membuat kebijakan sesuai dengan karakter masyarakat,” ulasnya.
(Jaswit)
