Kaba Terkini

Pemkab Agam Ajak Warga Budidayakan Serai Wangi

Lubukbasung, KABA12.com — Rumput citronella atau serai wangi kian digandrungi untuk dibudidayakan. Selain aroma daunnya yang khas, rumput ini juga memiliki khasiat untuk mengusir nyamuk, sebagai bahan kosmetik, dan sabun. Selain itu, tanaman ini memiliki nilai ekonomis tinggi dan bisa mendatangkan omset yang menjanjikan.

Melihat peluang besar tersebut, warga Panyalaian Jorong Balai Ahad Nagari Lubukbasung Kabupaten Agam pun juga tidak mau ketinggalan untuk meraih keuntungan itu. Sejak Agustus 2018 lalu, Kelompok Hutan Kemasyarakatan (HKm) Kampung Melayu Saiyo yang beranggotakan 54 kepala keluarga, memulai menanam serai wangi di perhutanan sosial seluas 10 hektar. Sehingga pada Februari 2019 nanti mereka bisa melakukan panen dan melakukan produksi untuk pertama kalinya, menyusul telah diterimanya bantuan alat penyulingan minyak serai wangi dari BPPDAS Agam Kuantan, Selasa (31/10).

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Barat, Hendri Octavia megatakan, prospek bisnis minyak atsiri serai wangi ini memilingi peluang yang tinggi. Pasalnya, minyak tersebut sangat dibutuhkan oleh industri-industri besar baik dalam maupun luar negeri.

“Permintaan minyak serai dari industri cukup tinggi, untuk kebutuhan nasional saja kita di Sumbar belum bisa memenuhinya. Kebutuhan minyak serai wangi untuk industri Indonesia sekitar dua ton per bulan, dengan harga jual per kilogramnya 300 hingga 350 ribu rupiah,” sebutnya.

Pemkab Agam pun juga tidak menyianyiakan peluang tersebut, Sekretaris Daerah Martias Wanto ikut mendorong sekaligus mengajak seluruh masyarakat untuk membudidayakan serai wangi.

“Kita lihat potensi serai wangi didaerah Agam cukup bagus. Kita akan mengembangkan sebanyak-banyaknya dan ini sejalan dengan program Agam Menyemai yang telah kita lakukan semenjak beberapa tahun lalu. Kita ajak masyarakat untuk menanam serai wangi dipinggir jalan dan pekarangan rumah, karena ini memiliki potensi dan nilai yang sangat menguntungkan, untuk meningkat perekonmian masyarakat,” ujarnya.

Sementara Tenaga Teknis Serai Wangi Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) Solok, Herman menambahkan, budidaya serai wangi ini tidaklah sulit, tidak perlu perawatan lebih karena tumbuhan ini sejenis gulma, bisa berkembang sendiri dan biaya yang dibutuhkan tidak begitu besar, hanya saja tanaman serai wangi rentan dengan api.

Sementara untuk pemasarannya, minyak atsiri serai wangi sudah merambah hingga keluar negeri, seperti Belanda, Dubai, Singapura, Malaysia, Brunei dan lainnya.

“Dubai, Singapura dan daerah lainnya meminta 5 ton setiap bulannya. Sementara produksi minyak serai wangi di Sumbar baru 450 kilogram per bulan, yang dihasilkan dari penyulingan minyak serai yang ada di Solok, Pesisir Selatan, Dharmasraya, Pasaman Barat dan Timur. Permintaan tinggi karena kandungan minyak serai yang terbaik itu ada di Sumatera Barat,” sebut Herman.

(Virgo/*)

To Top