Bukittinggi, KABA12.com — Pembongkaran kawasan Stasiun Bukittinggi hari kedua dilanjutkan oleh PT. KAI, Selasa (05/12). Setelah ditunda 1 x 24 jam, seluruh bangunan yang ada di atas tanah aset KAI rata dirobohkan alat berat.
Manager aset PT. KAI Divre II Sumbar, Dedi menjelaskan, sesuai komitmen awal, pembongkaran yang sudah sesuai aturan ini berlanjut. Warga juga telah diberi kesempatan untuk mengosongkan barang mereka sebelum dibongkar di hari kedua ini.
“Hari ini PT. KAI Divre II Sumbar membongkar seluruh bangunan yang ada di atas aset di kawasan stasiun ini. Setelah dibongkar seluruh kawasan stasiun akan dipagar. Selanjutnya, warga penyewa atau debitur, sudah dapat mengurus uang kerohiman. Dengan syarat membawa KTP dan nomor rekening,” jelasnya.
Pantauan di lapangan, warga hanya dapat melihat proses pembongkaran yang dilakukan PT. KAI. Proses pembongkaran hari kedua ini, berjalan kondusif dan tidak ada perlawanan yang berarti dari warga. Meski penyewa merasa kecewa dan menilai pembongkaran ini dinilai sepihak tanpa ada hasil musyawarah mufakat.
Dari keterangan Sulthon, Kepala PT. KAI Divre II Sumbar, kawasan stasiun ini nantinya akan dibangun hotel dan balkondes, yang akan berdampak pada peningkatan pariwisata Bukittinggi. Pembangunan akan dilakukan oleh PT. Patrajasa dan konsepnya sesuai untuk mendukung reaktivasi kereta api.
Sementara, Rusdy Nurman, ketua komisi III DPRD Bukittinggi, masih merasa kecewa dengan tindakan PT. KAI. Namun demikian, politisi dari frakai demokrat itu meminta apapun yang dibangun nanti haris melalui kajian teknis mendalam dan disegerakan karena sisa pembongkaran ini merusak pemandangan Bukittinggi.
“Kami minta PT. KAI juga membersihkan puing-puing bekas pembongkaran ini, karena dapat merusak pemandangan kota. Selanjutnya, untuk bangunan yang akan direncanakan haris melalui kajian teknis mendalam, serta tidak ada interval waktu yang lama dalam pengerjaan, termasuk reaktivasi sendiri, agar menjadi bukti bagi warga tentang rencana itu sendiri,” tegasnya.
Proses pembongkaran ini sempat membuat macet arus lalu lintas di sepanjang jalan Sudirman Bukittinggi. Bahkan banyak warga yang melihat langsung proses pengosongan lahan oleh PT. KAI ini.
(Ophik)
