Bukittinggi, KABA12.com — Ratusan pedagang Pasar Atas korban terdampak kebakaran akhir Oktober lalu, demo ke Balaikota, Senin (04/12). Aksi yang berlangsung damai itu, disambut baik pihak pemko dan diterima di hall Balaikota untuk bertemu langsung Walikota, Wakil Walikota, Sekda dan pejabat terkait lainnya.
Empat tuntutan disampaikan pedagang dalam aksi itu. Meminta diizinkan berdagang di jalan Ahmad Yani dan Minangkabau. Meminta goro bersama membersihkan sisa kebakaran. Meminta percepat penampungan. Terakhir, meminta kejelasan terkait 500 pedagang yang diperkirakan tidak tertampung nantinya.
Walikota Bukittinggi Ramlan Nurmatias menyatakan, pihaknya mengizinkan pedagang berjualan di sepanjang A. Yani dan Minangkabau. Namun, pedagang tidak dibenarkan menggunakan lapak, melainkan menggunakan gerobak dorong atau mobil, artinya bisa berpindah dan tidak mengganggu fasilitas umum.
“Besok, Aparatur Sipil Negara (ASN) akan dikerahkan untuk goro bersama di Pasar Atas dibantu TNI dan Polri. Setelah itu, pedagang boleh berjualan, namun tidak disuruh untuk berjualan di lokasi. Harus digariisbawahi, pemko tidak pernah mengarahkan untuk berdagang di sana. Sebab jika terjadi sesuatu jangan nantinya pemko yang disalahkan,” tegas Ramlan.
Keputusan ini diambil karena pemko paham dengan kebutuhan pedagang. Pemko pun sudah himbau agar tidak berjualan di lokasi yang sudah terbakar, baik lantai satu atau lantai dua. Namun karena kondisi penampungan masih proses, sementara dibolehkan di lokasi yang banyak pihak menilai riskan itu.
Selanjutnya, Ramlan juga menjelaskan, proses pembangunan penampungan sudah dikebut. Bahkan jumlah pekerja ditambah. “Ini kami lakukan agar penampungan segera selesai dan pedagang bisa memanfaatkannya. Ditarget 2 bulan lagi selesai. Untuk lokasi lanjutan untuk penampungan masih dalam pembahasa,” pungkasnya.
(Ophik)