Lubukbasung,kaba12 — Pasca Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan makanan program MBG produk dapur SPPG Kampuang Tangah, Lubukbasung pekan lalu, Dinas Kesehatan Agam merekomendasikan beberapa poin penting sebagai bahan evaluasi sebelum dapur SPPG itu kembali beroperasi.
Bahkan, secara khusus Dinkes Agam merekomendasikan dilakukan pelatihan khusus untuk para penjamah makanan dapur SPPG MBG, tidak hanya di SPPG Kampuang Tangah, tapi juga di seluruh dapur yang sudah dan akan beroperasi di daerah ini.
Pasalnya,selain harus memahami tentang gizi, para pelaksana, khususnya petugas dapur dan produksi makanan, harus memahami tentang standar higienis makanan dan sistim packing serta hal-hal khusus lain,sebelum dikonsumsi penerima manfaat.
Hal itu ditegaskan dr.H.Hendri Rusdian,M,Kes, Kadinas Kesehatan Agam menjawab kaba12 terkait dengan perkembangan terkini kasus KLB Keracunan Makanan produk MBG di Lubukbasung dan langkah penanganan lebih lanjut yang dilakukan Pemkab.Agam.
Disebutkan, setelah KLB keracunan dinyatakan berakhir, karena total warga terdampak yang mencapai 120 orang , seluruhnya sudah dinyatakan pulih dari perawatan medis dan sudah kembali beraktivitas. Selain itu, pihaknya Rabu, (8/10) juga sudah menerima hasil pemeriksaan labor sampel makanan dan sampel lain berkaitan dengan kasus tersebut yang hasilnya ditemukan adanya bakteri staphylococcus aureus, yang menjadi pemicu keracunan.
Dijelaskan, bakteri staphylococcus aureus diduga berasal dari kontaminasi silang kuman staphylococcus aureus yang dapat berpindah dari tangan, peralatan atau permukaan yang terkontaminasi ke makanan.
Ditambahkan, kuman staphylococcus aureus juga bisa berpindah dari penjamah makanan yang terinfeksi, terutama penjamah makanan yang memiliki luka atau infeksi kulit yang terinfeksi kuman tersebut, sehingga dapat mengkontaminasi makanan.
Selain itu, penyebaran bakteri staphylococcus aureus juga dapat dipicu dari pengolahan makanan yang tidak benar, seperti tidak dipanaskan atau didinginkan dengan cukup, sehingga memungkinkan kuman tersebut untuk tumbuh dan berkembang.
Ditambahkan dr.Hendri Rusdian,sesuai hasil pemeriksaan Labor BPOM Padang itu, penyebaran bakteri staphylococcus aureus itu juga bisa dipicu oleh sistim penyimpanan makanan yang tidak tepat, makanan disimpan di suhu yang tidak tepat atau dalam waktu yang lama, sehingga memungkinkan kuman tersebut tumbuh dan berkembang.
Kadinkes Agam itu menambahkan, sesuai hasil pemeriksaan Labor BPOM Padang,pihaknya merekomendasikan beberapa catatan penting untuk perbaikan dan pembenahan kedepan, mengantisipasi munculnya kasus serupa, terutama agar pihak SPPG MBG melakukan pelatihan khusus bagi penjamah makanan sebelum dikonsumsi penerima manfaat.
Selain, petugas terkait diminta untuk betul-betul memperhatikan kondisi peralatan yang digunakan harus benar-benar bersih termasuk penyimpanan makanan dalam wadah oprengan tidak lebih dari 3 jam sebelum diberikan kepada penerima manfaat.
(HARMEN)
