Bukittinggi, KABA12.com — DPRD kota Bukittinggi menggelar rapat paripurna istimewa, dengan agenda mendengarkan pidato kenegaraan Presiden Indonesia, dakam rangka menyambut hari kemerdekaan RI ke 72, pada sidang bersama DPR RI dan DPD RI, Rabu (16/08).
Rapat yang digelar di gedung DPRD Bukittinggi itu, menayangkan pidato Presiden dari sejumlah media televisi nasional yang disiarkan langsung dari gedung Nusantara, MPR-DPRsan DPD RI, Senayan Jakarta.
Khusus Bukittinggi, rapat paripurna istimewa dihadiri pimpinan dan anggota DPRD, Walikota, Wakil Walikota, unsur Forkopimda, sekda, aasisten dan seluruh kepala serta sejumlah perwakilan OPD kota Bukittinggi.
Ketua DPD RI, selaku pimpinan sidang, Oesman Sapta Odang mengapresiasi Presiden dan pemerintah, karena telah bersama-sama menegaskan komitmen kebangsaan. Karena secara sadar, tantangan semakin besar dan harus siap untuk mengantisipasinya, agar tidak terjadi perpecahan bangsa,”jangan ada sejengkal tanah pun yang lepas dari bumi pertiwi ini,” tegasnya.
Dalam pidatonya, Presiden, Joko Widoodo menyampaikan bahwa saat ini Indonesia berada pada era persaingan global. Kompetisi antar negara sangat luar biasa. NKRI harus menjadi bangsa pemenang dan untuk mewujudkan itu dibutuhkan kerja sama seluruh pihak.
“Untuk menjadi bangsa pemenang, kita harus berani keluar dari zona nyaman. Kita harus kreatif, harus optimis, harus bahu-membahu, dan melakukan terobosan-terobosan. Semua itu demi mempercepat pembangunan nasional, demi meningkatkan daya saing kita sebagai bangsa. Tanpa keberanian kita keluar dari zona nyaman, kita akan terus dihadang oleh kemiskinan, pengangguran, ketimpangan dan kesenjangan sosial,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Bukittinggi, Beny Yusrial menyampaikan agenda ini dilaksanakan dalam rangka memelihara semangat dan jiwa kebersamaan, jiwa yang mendahulukan kepentingan bersama.
Diakhir paripurna, Beny mengutip kata bijak Buya Hamka. Kehidupan itu laksana lautan. Orang yang tiada berhati-hati mengayuh perahu, memegang kemudi dan menjaga layar, maka karamlah ia digulung ombak dan gelombang. Hilanglah ia di tengah samudera yang luas, tiada akan tecapai olehnya tanah tepi.
“Untuk itu, mari kita kayuh perahu bersama, pegang kemudi dan jaga layar, kita arungi samudera luas, sehingga menuju tanah tepi. Untuk hidup sejahtera perlu kerja keras, butuh pengorbanan. Mari bekerja untuk bangsa, untuk negara, untuk rakyat,. dirgahayu Republik Indonesia,” tutupnya diiringi tepuk tangan undangan.
(Ophik)
