Tanah Datar, KABA12.com — Pacu Jawi, merupakan permainan tradisional anak nagari (desa) yang lahir dan berkembang di Luhak nan tuo Kabupaten Tanah Datar. Meski tergolong tradisional, namun Alek anak Nagari ini merupakan salah satu event tahunan di kota budaya itu.
Seperti halnya pacu jawi yang dilaksanakan warga Padang Luar Nagari III Koto, kecamatan Rambatan, Sabtu (28/01). Ratusan warga berbondong-bondong memenuhi arena pacuan sejak pagi hari.
Pacu Jawi sama halnya dengan Karapan Sapi di Madura, namun hal yang berbeda adalah medan yang digunakan. Kalau Karapan Sapi menggunakan tanah yang datar sebagai arena, sedangkan Pacu Jawi menggunakan area sawah yang basah.
Pacu Jawi menggunakan sepasang sapi yang telah terpasang alat bajak pacu yang terbuat dari bambu sebagai alat berpijak bagi sang joki.
Setelah sang joki dan sapinya siap, maka sapi dikagetkan dengan berbagai cara, ada yang berteriak, ada yang menepuk bagian belakang sapi ada juga yang menarik ekor sapi supaya sapi berlari dengan kencang.
Meski pacu berarti lomba kecepatan, namun yang menjadi pemenang bukanlah siapa yang tercepat, tetapi yang bisa berlari lurus.
Menurut Sutan Gadang, tokoh masyarakat setempat mengatakan, bahwa teknis penentuan pemenang pacu jawih mengandung filosofi, “pacu jawi ini ada filosofinya, yang menjadi pemenang adalah sapi yang larinya lurus, sapi saja harus berjalan lurus, apalagi manusia, jadi manusia yang bisa berjalan lurus tentu akan tinggi nilainya, dialah yang menjadi pemenang,” ujarnya pada KABA12.com saat ditemui di arena pacuan.
Tidak hanya kegiatan pacu jawih saja, namun Alek anak Nagari tersebut juga dimeriahkan dengan pidato adat oleh Niniak mamak, penampilan tari tradisional, randai, lomba layang-layang, dan para pedagang yang berjualan di arena tersebut.
(Jaswit)
