Kaba Terkini

Musim Hujan, Produksi Madu Trigona di Agam Menurun

Koto Kaciak, KABA12 — Produksi madu lebah galo -galo/trigona di Kabupaten Agam menurun dari biasanya akibat musim hujan sejak beberapa waktu terakhir.

Hujan yang turun membuat pasokan makanan lebah berupa nektar dan tumbuhan lain ikut berkurang.

Pengurus Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Sirantiah Nagari Koto Kaciak, Kecamatan Tanjung Raya, Yandri Pratama menyebut, hasil produksi madu dan pakan lebah juga tergantung pada kondisi cuaca.

Sejak musim hujan ini, katanya, hasil produksi madu menurun.

“Sudah satu bulan kami tidak melakukan panen madu karena produksi madu berkurang. Ini terjadi akibat curah hujan yang tinggi,” kata Yandri kepada KABA12, Senin (24/6).

Ia menambahkan, biasanya saat musim kemarau, jumlah hasil panen madu akan meningkat seiring dengan banyaknya pasokan makanan lebah. Sebaliknya, ketika musim hujan membuat pasokan makanan lebah berupa nektar berkurang, sehingga berdampak pada hasil produksi madu.

“Lebah trigona ini tetap berada di dalam sarang saat musim hujan, dan memakan simpanan madu yang mereka kumpulkan,” sebutnya.

KUPS Sirantiah Nagari Koto Kaciak saat ini memiliki 22 stup lebah galo-galo/trigona, sementara jumlah stup lebah yang produktif menghasilkan madu ada sekitar 15 stup.

Biasanya kelompok dibawah binaan UPTD KPHL Agam Raya itu mampu menghasilkan kurang lebih 2 liter madu dari 15 stup lebah setiap satu kali panen dalam sebulan.

Permintaan dari masyarakat juga cukup tinggi, karena banyak konsumen yang merasakan manfaat setelah meminum madu tersebut. Bahkan saat ini banyak konsumen yang ingin membeli madu tersebut.

“Saat ini kami terpaksa menolak permintaan konsumen karena stok madu sedang tidak ada akibat musim hujan,” ungkapnya.

Madu galo-galo tersebut biasanya dijual dengan harga Rp150 ribu untuk kemasan ukuran 250 ml, dan Rp 60 ribu kemasan ukuran 100 ml.

Para pembeli berasal dari berbagai kalangan, mulai dari ibu rumah tangga, guru, masyarakat, hingga pejabat pemerintah.

(Bryan)

To Top