Tekno, KABA12.com — Pulang dari China setelah menghadiri Eight Clean Energy Ministerial (CEM8) pada Juni lalu, Menteri ESDM Ignasius Jonan mengirimkan surat ke Presiden Joko Widodo untuk segera mengembangkan mobil listrik.
Pekan lalu, Sekretaris Kabinet Pramono Anung telah mengundang jajaran Kementerian ESDM untuk menjelaskan maksud surat Jonan tersebut.
Dirjen EBTKE Kementerian ESDM, Rida Mulyana mengungkapkan, Seskab telah mengundang instansi-instansi terkait demi mebicarakan pengembangan mobil listrik tersebut.
“Pak Seskab sudah mengundang kita rapat minggu lalu, suratnya sebelum lebaran. Minta penjelasan dari Pak Jonan. Nanti setelah itu rapat berikutnya akan mengundang instansi lain yang terkait, termasuk Kemenperin,” katanya seperti dikutip detikFinance, Selasa (11/07).
Rida mengungkapkan, Jonan mendapat inspirasi dalam kunjungan ke China. Di sana pengembangan mobil listrik cukup maju berkat dukungan dari pemerintahnya.
“Seingat saya, Pak Jonan terinspirasi di situ. Makanya itulah yang ditulis Pak Jonan,” tutur Rida.
Ia menambahkan, pengembangan mobil listrik adalah domain Kemenperin. Jonan hanya melempar ide saja, bukan mengambil alih tugas Kemenperin.
Dalam hal pengembangan mobil listrik, Kementerian ESDM hanya bertugas menyediakan pasokan energi dan stasiun pengisian bahan bakar saja. Pengembangan mobil listrik akan tetap dipimpin Kemenperin.
“Bukan berarti Pak Jonan mengurusi industri otomatif. Melempar ide saja, tetap Kemenperin yang jadi imamnya. Kalau urusan ESDM, antisipasi untuk menyediakan charging station-nya,” Rida menerangkan.
Pengembangan mobil listrik akan membawa banyak manfaat positif, misalnya mengurangi impor BBM. Udara juga jadi lebih bersih, mobil listrik tak menghasilkan karbon dioksida seperti halnya mobil konvensional yang menggunakan bensin.
“Ini mengurangi ketergantungan kita pada BBM, kita juga mendapat lingkungan yang lebih bersih, menurunkan emisi gas rumah kaca,” tutupnya.
Sebelumnya, pada 8 Juni 2017 lalu Jonan sempat mengunggah foto dirinya berpose bersama mobil listrik buatan China ke akun Facebook. Ia menyatakan bahwa mobil listrik bukan lagi mobil masa depan, tapi mobil masa kini. Jonan ingin penggunaan mobil listrik di Indonesia ditingkatkan.
Menurutnya, perlu dibuat kebijakan yang mendorong masyarakat agar mau beralih ke mobil listrik. Misalnya dengan pemberian keringanan pajak untuk penggunaan mobil listrik.
“Ini bukan mobil masa depan, tapi mobil masa kini. Mengingat kapasitas ketenagalistrikan kita terus meningkat, perlu dipikirkan insentif fiskal untuk penggunaan mobil listrik di dalam negeri,” kata Jonan.
Selain lebih ramah lingkungan, mobil listrik tentu akan mengurangi ketergantungan Indonesia pada bahan bakar minyak (BBM). Apalagi saat ini sekitar 60% kebutuhan BBM Indonesia berasal dari impor.
“Mobil tenaga listrik akan mengurangi impor BBM,” tutupnya.
(Dany)
