Kaba Terkini

Menjaga Spirit Ramadhan

Oleh : Ibnu Asis

“Setiap habis ramadhan, kami rindu lagi ramadhan,  saat-saat ada beribadat, tak terhingga nilai mahalnya”. (Rindu Ramadhan, Bimbo).

Ya benar. Ramadhan 1438 H yang sarat dengan spirit religi dan dipenuhi berbagai nilai keutamaan, telah pergi meninggalkan kita. Tanpa jaminan, apakah ia akan kembali menemui kita tahun depan. Atau juga, tidak ada garansi, apakah segala amaliah ramadhan kita diterima oleh Allah ‘Azza wa Jalla. Maka sudah tepat rasanya, apabila Rasulullah dan para shahabat beliau mengajarkan kita do’a atau ucapan selepas ramadhan yaitu ; Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum, kullu ‘amin wa antum bi khair”. Melalui do’a tersebut kita bermohon kepada Allah Swt agar menerima segala amaliah ramadhan kita dan setiap pribadi kita berada dalam kondisi aman dan diliputi kebaikan.

Namun yang harus menjadi fokus utama perhatian kita semua  adalah sejauh mana kita mau dan sanggup untuk istiqamah mempertahankan spirit dan nuansa Rabbani ‘penghulu para bulan’ itu di dalam kehidupan nyata sebelas bulan selepas ramadhan itu berlalu sampai tahun depan saat ramadhan kembali menemui kita (dengan izin Allah Swt).

Beberapa amaliah berikut ini mudah-mudahan dapat menjaga spirit dan nuansa ramadhan tetap berada di dalam lubuk hati sanubari kita yang paling dalam, bersemayam di dalam akal pikiran kita, serta menjelma menjadi amal kebajikan yang menyertai langkah kaki, ayunan tangan dan detak jantung kita setiap waktu.

Pertama. Melaksanakan shaum sunnah bulan syawwal. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah Saw yang artinya : “Barangsiapa yang melasanakan shaum ramadhan, kemudian dilanjutkan dengan shaum enam hari di bulan syawwal, maka baginya laksana shaum sepanjang tahun”.

Kedua. Senantiasa menghadiri majelis ilmu dan berteman dengan orang shalih. Dalam hal ini, Rasulullah Saw bersabda yang artinya : “Segolongan orang yang berkumpul di rumah Alla h Swt, lalu mereka berdzikir, saling memberi nasihat dan saling memberi pengajaran, maka kepada mereka akan diturunkan ketenangan, diliputi oleh para malaikat, diberikan kasih-sayang dan Allah Swt menyebut-nyebut mereka dihadapan penduduk langit”. Kemudian Rasulullah Swt juga bersabda yang artinya : “Seseorang itu bergantung agama temannya”. Hal ini berarti bahwa cara seseorang berteman dan memilih teman akan mempengaruhi keshalihan orang tersebut.

Ketiga. Menjauhi perkara maksiat dan meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah Saw yang artinya : “Bahwa keimanan seseorang itu terkadang meningkat dan ada kalanya menurun. Meningkat dengan ketaatan dan menurun lantaran kemaksiatan”. Selanjutnya Rasulullah Saw bersabda yang artinya : “Bahwa diantara kebaikan keislaman seseorang itu adalah karena ia meninggalkan perkara-perkara yang tidak bermanfaat”.

Keempat. Menjaga ibadah fardhu dan bersegera mengerjakan amal kebajikan. Dalam hal ini Allah Swt berfirman di dalam surat Al-Fatihah ayat 5 yang artinya : “Hanya kepada Engkaulah (Ya Allah Swt), kami beribadah dan hanya kepada Engkau jualah kami bermohon pertolongan”. Atau di dalam surat Ad-Dzariyat ayat 51 Allah Swt kembali berfirman yang artinya : “Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia, melainkan untuk beribadah kepada-Ku”. Kemudian di dalam surat Al-Baqarah ayat 149 Allah Swt berfirman yang artinya : “Berlomba-lombalah kamu sekalian untuk mengerjakan amal kebajikan”.

Kelima. Berdo’a. The last but not lease, untuk menjaga spirit dan nuansa ramadhan agar tetap langgeng, kita telah diajarkan oleh Allah Swt satu do’a sebagaimana terdapat di dalam surat Ali-Imran ayat 8 yang artinya : “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau paling hati kami, setelah hidayah datang kepada kami dan berkahilah kami dengan rahmat-Mu karena sesungguhnya Engkaulah Dzat yang Maha pemberi berkah”. Selanjutnya, Rasulullah Saw juga mengajarkan kita satu do’a yang artinya : “Wahai Dzat yang Maha membolak-balik hati, kokohkanlah hati kami terhadap agama-Mu dan atas ketaatan kepada-Mu”.

“Setiap habis ramadhan, hamba cemas kalau tak sampai, umur hamba di tahun depan, berilah hamba kesempatan”. (Rindu Ramadhan, Bimbo).

Wallahu a’lam bis shawab.

To Top