Tekno, KABA12.com — Seperti media sosial lain, YouTube juga dimanfaatkan ekstrimis dan teroris untuk menyebar konten propaganda. Pengelola layanan berbagi video itu pun berinisiatif mempercepat proses pendeteksian video berkonten ekstrimisme dan terorisme dengan machine learning.
Teknologi ini membuat YouTube mampu mengendus keberadaan video ekstrimis, bahkan sebelum video yang bersangkutan terdeteksi oleh pengguna manusia.
“Lebih dari 75 persen video yang dihapus karena mengandung ekstrimisme dan kekerasan bulan lalu berhasil dideteksi sebelum ada pengguna yang menandai (flag) video bersangkutan,” sebut YouTube dalam blog resminya.
Selain lebih cepat dan efisien, YouTube mengatakan teknologi machine learning lebih akurat dibanding manusia dalam mencari video dengan ciri-ciri yang melanggar ketentuan.
Meski begitu, sebagaimana yang dilansir KompasTekno dari Fortune, Rabu (02/07), tim reviewer yang beranggotakan manusia sungguhan tetap dipekerjakan untuk ikut menyisir konten.
Video yang nyata-nyata melanggar ketentuan YouTube akan dihapus. Ada juga video lainnya yang tidak melanggar, tetapi mendapat flagkarena mengandung konten seperti hate speech, misalnya yang bersifat memancing kontroversi agama dan supremacist.
Dalam kasus ini video tidak akan dihapus, tapi “disembunyikan” dan dikenakan sejumlah pembatasan (limited state). Video, misalnya akan dibuat tidak bisa menayangkan iklan dan tidak akan masuk daftar rekomendasi. Fitur-fitur seperti komentar dan like pun bakal dicabut.
Pembatasan video dengan limited state rencananya akan mulai digulirkan ke YouTube desktop dalam “beberapa minggu ke depan”. Pendekatan baru ini membutuhkan tool internal dan proses yang signifikan. Butuh waktu sebelum bisa diimplementasikan sepenuhnya,” ujar YouTube.
(Dany)
