Agam, KABA12.com — Triyanda, (22), mahasiswa Asal Kampuang Lansek, Jorong Silungkang, Nagari Tigo Koto Silungkang , Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, terpaksa berhenti menimba ilmu di Fatih University, Turkey.
Masalah politik yang merambat hingga ke dunia pendidikan, belakangan terjadi di negara tersebut membuatnya tidak fokus lagi menimba ilmu. Sehingga harus merelakan diri untuk kembali ke kampung halaman dan melanjutkan pendidikannya di tanah air.
Kepada KABA12.com, Rabu (18/01) Triyanda menjelaskan, sebelumnya sudah ada tawaran untuk menyambung pendidikan di Albaniya, namun karena tidak mendapat restu, terpaksa saya mengambil di Indonesia saja, ”sebenarnya ingin ke Albaniya namun tidak diizinkan orang tua,” ujar pria yang akrab di sapa Ryan tersebut.
Triyanda menceritakan bahwa sejak dari kecil ia bercita-cita untuk menjadi penerus Buya Hamka, seorang ulama besar yang juga berasal dari Kabupaten Agam, “di kampung, untuk mencari pengganti khatib Jum’at saja sangat susah, sebab jarang sekali generasi muda yang mau mendalami ilmu agama,” ujarnya.
Keadaan seperti ini yang membuat bungsu dua bersaudara itu bertekat untuk mendalami ilmu agama, setelah menamatkan pendidikan Sekolah Dasar di daerahnya, beliau melanjutkan ke Pondok Pesantren Muallimin Muhammadiyah, Pakan Sinayan, Nagari Kamang Mudiak, Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam,
“Setelah menempuh pendidikan selama enam tahun di pondok, Alhamdulillah saya termasuk lulusan terbaik waktu itu,” ujarnya.
Tak hanya bercita-cita menjadi ulama besar saja, Ryan juga lihai dalam olah raga sepak takraw, buktinya, anak asuhan Aia Tabik Takraw Club (ATTC) Agam inI, pernah diminta menjadi atlet Kabupaten Mentawai, di cabang olahraga sepak takraw pada saat Porprov ke XII Tahun 2012 di Kabupaten 50 Kota dan meraih medali emas dalam ajang, Pekan Olahraga dan Seni antar Pondok Pesantren Daerah (Pospeda) VI Tahun 2013.
Prestasi yang dicapai tersebut membuat H Nazli Arisman, pengusaha asal Kamang Magek, menawarkan jalan untuk menyambung pendidikan ke negara yang memiliki sejarah besar islam tersebut. “ Dibantu rekan bisnisnya di Turkey beliau mendanai pendidikan saya hingga lulus,” ulas Ryan.
Saat ini Ryan sedang melanjutkan sekolahnya di Universitas Muhammadiyah Jakarta, dengan mengambil disiplin ilmu, Pendidikan Agama Islam (PAI), dia berharap agar masalah di Turki bisa segera selesai dan para pelajar Indonesia dapat kembali menimba ilmu ke sana.
“Saya berharap agar kisruh politik Turki bisa reda, masyarakat kembali aman serta pendidikan bisa berjalan lancar kembali. Saat ini tidak apa-apa saya menamatkan S1 di Indonesia, Insyaallah saya akan mengambil S2 nya di sana,” ungkap Ryan optimis.
(Johan)