Kaba Terkini

Kasus Kekerasan Seksual Pada Anak di Agam Tinggi

Agam, KABA12.com — Kekerasan seksual terhadap anak masih mendominasi laporan kasus yang diterima Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Siti Manggopoh kabupaten Agam.

Sekitar 75 persen kasus yang ditangani merupakan kasus kekerasan seksual anak dengan korban perempuan dan laki-laki.

“Dari data yang tercatat selama tahun 2017 tercatat ada 20 kasus yang ditangani P2TP2A Siti Manggopoh kabupaten Agam, 15 diantaranya kasus kekerasan seksual pada anak. Sementara sisanya adalah kasus kekerasan fisik, psikis, dan eksploitasi,” ujar Kabid Perlindungan Anak Dalduk KB PPPA Agam Asnidawati pada KABA12.com, Jumat (12/01).

Dikatakannya, dari kasus kekerasan seksual yang tercatat tersebut mayoritas dilakukan oleh orang terdekat korban seperti keluarga, tetangga dan kenalan, dengan rentan usia korban paling rendah 7,5 tahun hingga remaja usia 19 tahun.

“Banyak orang yang dikenal korban pelakunya, mayoritas itu orang terdekat. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, jumlah kasus yang diterima tidak jauh berbeda, masih pada angka 20 kasus pertahunnya sejak 2015,” sebutnya.

Sementara itu, Ketua P2TP2A Siti Manggopoh kabupaten Agam Candra Gumilarti mengatakan, penanganan para korban kekerasan seksual anak, pihaknya terus berupaya memberikan pendampingan.

“Penangan kita sesuai prosedur, kalau pelaku perlu ditindak secara hukum kita selalu memberikan pendampingan. Bahkan kita juga berupaya mendampingi korban hingga pemulihan dengan bantuan psikolog. Serta kita juga berikan perhatian dengan mengganti biaya visum yang dilakukan dengan melibatkan bantuan dari BAZNAS Agam,” jelasnya.

Candra menambahkan, pihaknya juga melakukan penyuluhan dan sosialisai pencegahan dalam rangka menekan angka jumlah kasus kekerasan di masyarakat. Langkah tersebut dilakukan secara sinergi dengan pihak nagari dan jorong.

“Kita berikan sosialisasi kepada masyarakat tentang kekarasan dalam rumah tangga itu. Kita himbau seluruh elemen untuk menumbuhkan kesadaran ditengah masyarakat, bahwa kita bersama-sama mencegahnya, sebelum kekerasan itu terjadi,” ulasnya.

(Jaswit)

0Shares
To Top