Jakarta, KABA12.com – Setelah dijamin tidak diintimidasi oknum tertentu oleh Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno. Kasus Dokter Fiera Lovita masih mencuat.
Hal tersebut ditenggarai karena Markas Besar Polri mengakui bila dokter yang bekerja di RSUD Kota Solok, Sumatera Barat tersebut mendapat intimidasi dari Front Pembela Islam (FPI) dan sejumlah kelompok lainnya, yang ada di wilayah tersebut.
Intimidasi tersebut didapat dokter Fiera setelah mengunggah statusnya di media sosial soal pentolan FPI Rizieq Shihab yang tak kembali ke Indonesia terkait dengan kasus dugaan konten pornografi.
Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengungkapkan, kasus tersebut sudah ditangani pihak kepolisian, dengan jalan mediasi antara kedua belah pihak di Polres Solok.
“Pertama memang ada, beliau melapor, dari Polres Solok datang. Oleh sebab itu diminta datang semua ke polres, bikin konferensi pers bersama,” ungkapnya, seperti dikutip CNN Indonesia.
Selain itu, Setyo juga mengungkapkan, setelah semua pihak diundang ke Polres Solok, dokter Fiera menyampaikan permintaan maafnya atas unggahan statusnya. Setyo mengaku telah mendapat laporan langsung dari Kapolda Sumatera Barat, Brigjen Fakhrizal.
Menurut Setyo, dalam pertemuan tersebut, Fiera dimediasi dengan perwakilan FPI setempat. Masalah tersebut pun, telah selesai dan tak berbuntut panjang.
“Artinya setelah dokter Fiera Lovita itu sudah menyatakan dengan tulus minta maaf dan selesai, tidak ada lagi intimidasi ke rumahnya,” tutur Setyo.
Setyo menjelaskan, status dokter Fiera itu viral setelah ada seseorang yang menelponnya dan meminta menjelaskan kronologis intimidasi yang diterimanya pertama kali.
Seseorang tersebut mengaku bakal membantu dokter Fiera dalam menghadapi masalah ini.
“Ternyata yang menelpon itu diduga yang mengunggah dan menyampaikan di medsos. Karena dia tidak pernah mengaku menyampaikan di medsos (soal kronologis),” tuturnya.
Untuk itu, Setyo pun meminta masyarakat yang merasa mendapat ancaman dari sekelompok orang bisa langsung melaporkannya ke kantor polisi terdekat. Dia menyarankan agar masyarakat tak langsung mengeluhkan masalahnya di media sosial, yang rawan diputarbalikan.
“Prinsip kalau ada yang merasa terancam atau merasa tidak nyaman, segera lapor polisi yang terdekat. Jangan laporkan ke media sosial, nanti dipelintir,” tuturnya.
Menurut Setyo, untuk saat ini kondisi di Solok sudah kondusif dan berjalan seperti biasanya. Setyo menduga dari peristiwa dokter Fiera ini ada upaya untuk melakukan adu domba.
“Solok tidak ada masalah dan dalam keadaan kondusif. Ada upaya-upaya untuk mengadu domba antar kelompok,” tandasnya.
Sebelumnya, Setara Institute mengecam dugaan intimidasi oleh Front Pembela Islam (FPI) terhadap salah seorang dokter di Solok, Sumatera Barat ketika mengkritik Rizieq Shihab terkait dengan kasus dugaan cakap mesum.
Wakil Ketua Setara Institute Bonar Naipospos mengatakan FPI dan sejumlah kelompok lainnya diduga mengintimidasi dokter Fiera Lovita yang bekerja di RSUD Kota Solok, Sumatera Barat.
Hal itu dimulai ketika Fiera mengunggah statusnya di media soal pada pekan ini soal mengapa Rizieq tak kembali ke Indonesia terkait dengan kasus dugaan cakap mesum yang menjeratnya.
(Dany)