Maninjau, KABA12.com — Jalur kelok 44 sebagai ruas jalan utama Pasaman Barat- Lubukbasung-Bukittinggi makin rawan dilewati.
Ruas jalan yang jadi ikon wisata Sumbar itu di mayoritas titik rentan ambruk dan terancam longsor akibat makin labilnya tanah penahan badan jalan.
Bahkan sepanjang libur lebaran tahun ini di beberapa kelok berkelupas dan terancam ambruk terutama di kelok 13, kelok 2, kelok 17 dan beberapa kelok lain.
Upaya penanganan saat ini masih bersifat darurat walau dibutuhkan penanganan khusus di sepanjang jalur kelok 44.
Seperti Rabu,(28/6) malam, akibat hujan lebat yang terjadi sejak sore, membuat kelok 13 kembali dikikis longsor.
Walau tidak membuat jalur jalan terputus, namun akses jalan sempat terganggu sehingga membuat aparat keamanan bersiaga ekstra di lokasi tersebut.
Kondisi itu dibenarkan Bambang Warsito, Kepala BPBD Agam dan Hasrizal Kacak, Kabid.KL BPBD Agam kepada KABA12.com.
” Mudah-mudahan tidak ada yang luar biasa, namun kami sudah lalukan langkah antisipasi bersama unsur terkait,” sebut Bambang.
Volume kendaraan yang makin banyak dan curah hujan yang tinggi membuat ruas jalan kelok 44 makin labil.
Untuk antisipasi, pihaknya sudah memasang papan peringatan dan beberapa pengaman darurat,” ini untuk antisipasi, mudah-mudahan dilakukan penanganan segera usai lebaran ini,” sebut Bambang.
Ruas jalan kelok 44 sendiri menjadi jalur utama yang dilalui masyarakat menuju Bukittinggi atau sebaliknya termasuk warga yang berlibur ke Maninjau atau ke Puncak Lawang, ditambah kendaraan perantau yang pulang kampung makin menambah beban ruas jalan tua di sepanjang kelok 44 yang tidak pernah dibenahi secara khusus itu oleh pemerintah.
(Harmen)