Kaba Terkini

Jagalah Alam

Oleh : Rahman Buya

buya 1Subhanallah, Allah telah membentangkan bumi yang luas dengan tumbuh-tumbuhan yang menghijau dan pemandangan yang menyejukkan mata. Allah Ta’ala menciptakan laut dengan segala isinya, dalam suatu ekosistem yang multi kompleks, beraneka ragam sumber hayati dengan beraneka jenis spesies yang takkan pernah berhenti memberikan manfaat bagi manusia, sebagai sumber daya alam yang melimpah. Kulit bumi dengan segala potensinya mekandung beraneka bahan tambang yang tak ternilai, gunung-gunung, bebatuan, air yang bersih dan menyehatkan, udara dengan komposisi gas yang dikandungnya, dan lain sebagainya itu semua merupakan sumber daya yang Allah Ta’ala ciptakan untuk dimanfaatkan oleh umat manusia.

Manusia diberi mandat untuk memelihara dan mengelola alam ini, serta memanfaatkannya berdasarkan azas kelestarian untuk mewujudkan kesejahteraan hidup sampai masa generasi berikutnya.  Bersama potensi yang besar yang Allah Ta’ala sediakan, tertumpang amanah menjaga dan memeliharanya. Allah Shubhanahu wa ta’aala berfirman dalam Al-Qur’an, ”Dan kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan kami tumbuhkan padanya segala sesuatu yang menurut ukuran. Dan kami telah menjadikan untukmu dibumi keperluan-keperluan hidup. Dan (Kami menciptakan pula) makhluk-makhluk yang kamu sekali-sekali bukan pemberi rezeki kepadanya” (QS. Al-Hijr [15]: 19-20).

Ayat ini memberikan penjelasan bahwa betapa banyaknya fasilitas yang Allah Ta’ala sediakan bagi manusia untuk dimanfaatkan bagi pemenuhan kebutuhan hidupnya, dengan syarat haruslah dengan kesadaran menjaga dan memelihara kesimbangan serta kelestariannya. Dihamparkan-Nya bumi beserta seluruh potensi sumber daya yang melimpah, gunung-gunung yang menjulang kelangit melahirkan iklim yang baik untuk kegiatan pertanian tanaman pangan/hortikulutura, laut bagaikan tambang surgawi dengan keanekaragaman kekayaan alamnya, disamping sumber protein yang melimpah dengan ribuan spesies ikan yang hingga kini belum mampu didata para peneliti dan ilmuwan seberapa banyak sesungguhnya kekayaan ekosistem laut dan sumber penghidupan para nelayan dan seluruh stakeholder yang terkait dengan potensi laut, namun yang lebih mengagumkan lagi ternyata laut menyimpan cadangan minyak bumi yang luar biasa. Demikian halnya dengan sungai-sungai yang terus mengalirkan air dari hulu ke muara setiap saat, dimana dalam sejarah peradaban manusia, populasinya mulai berkembang dari wilayah yang memiliki potensi sumber daya air yang cukup. Begitulah karunia dan rahmat Allah Ta’ala yang tercurah untuk pemenuhan seluruh kebutuhan makhluk-Nya.

Fakta yang tak terbantahkan, sangat sedikit manusia yang bersyukur dalam bentuk tindakan menjaga, merawat dan melestarikan alam untuk masa depan generasinya.  Kerusakan alam yang sudah luar biasa terus terjadi. Eksploitasi yang berlebihan, tanpa mengindahkan norma-norma syari’ah, maupun tatanan regulasi yang diatur oleh negara. Lihatlah, dimana-mana bertebaran bencana, banjir bandang, tanah longsor, badai topan, kekeringan silih berganti melanda hampir disemua wilayah, hilangnya berbagai keanekaragam hayati, rusaknya terumbu karang dilautan, pencemaran lingkungan, sungai dan laut yang tercemar, kebakaran hutan yang hebat, udara yang terkontaminasi berbagai macam gas dan senyawa kimia yang beracun dan banyak lagi bentuk kerusakan lain yang mengggangu keseimbangannya. Belum lagi global warming (pemanasan global) bagaikan monster yang setiap saat siap ‘memangsa alam’ ini dan segala isinya, akhir-akhir ini semakin meningkatnya intensitas kejadian alam yang ekstrim, badai topan dan sejenisnya, seoalah-olah Tuhan sedang memperlihatkan murka-Nya, Na’udzubillahi  kita berlindung dari amarah dan murkanya Allah!

Dalam konteks Islam, seruan dan ajakan untuk menjaga dan memelihara alam dari kerusakan, berbuat yang terbaik dalam menata dan mengeksploitasinya, telah menjadi ajakan moral dan yang mesti dipahami oleh semua pihak, baik ditingkat masyarakat biasa maupun para pengambil kebijakan.  Mari kita ‘menjaga alam’ sebagai bagian dari sempurnanya pribadi kita menjadi khalifah di bumi ini, yang kelak akan bertanggung jawab, dan mempertanggungjawabkannya apa yang telah kita lakukan di hadapan Sang Khaliq Pemilik sekalian alam. Dalam suatu hadist yang patut kita renungkan, Rasulullah SAW bersabda, ” Sayangilah apa yang ada di bumi, niscaya kamu akan disayangi oleh yang ada di langit (Allah SWT) [HR. Thabrani].

(dari berbagai sumber)

To Top