Life

Inilah Alasan Asep Sunandar Terpilih Jadi Google Doodle Hari Ini

Life, Kaba12.com — Ada yang menarik dihari ini Sabtu (3/9), ketika anda tengah asyik masyuk berselancar di dunia maya menggunakan mesin pencari Google.

Jika diperhatikan dengan seksama maka anda akan menemukan dua tokoh pewayangan, Semar dan Cepot, dalam gaya wayang golek.

Semar dalam Google Doodle tersebut digambarkan sebagai tokoh berperut buncit, wajah putih, memakai sarung motif kotak-kotak, dan memiliki kuncung. Sementara itu, Cepot digambarkan sebagai tokoh berkulit merah.

Sungguh menarik bukan?

Namun, tentu bukan tanpa alasan Google menayangkan gambar kedua tokoh pewayangan milik Indonesia tersebut pada Google Doodle-nya.

Ternyata setelah searching di beberapa situs online yang juga menyadari keberadaan semar di mesin pencari Google ini, ternyata Doodle Semar dan Cepot itu dipersembahkan untuk memperingati hari ulang tahun Asep Sunandar Sunarya, seorang pria yang semasa hidupnya dikenal sebagai maestro wayang golek.

IMG-20160903-WA0014Dalang Asep Sunandar Sunarya lahir di Kampung Jelekong, Baleendah, Bandung, pada 3 September 1955. Ia meninggal dunia pada 31 Maret 2014 karena serangan jantung.

Semasa hidupnya, Asep Sunandar sering kali memakai Cepot sebagai tokoh dalam bermacam-macam lakon yang didalanginya. Cepot hadir sebagai tokoh yang memberikan hiburan sekaligus nasihat-nasihat.

Bahkan, seperti dilansir kaba12.com via KompasTekno dari Wikipedia, dapat dikatakan bahwa Asep Sunandar-lah yang membuat Cepot menjadi salah satu tokoh pewayangan yang banyak dikenal masyarakat.

Selain soal cerita, Asep juga pernah memodifikasi wayang golek yang dimainkannya. Modifikasi yang dimaksud antara lain membuat wayang golek raksasa (buta) yang kepalanya bisa terburai saat terkena hantaman gada, Cepot yang dapat mengangguk, dan Arjuna dengan panahnya.

Selain sebagai dalang, pada 1993, Asep Sunandar juga pernah diminta menjadi dosen luar biasa di Institut International De La Marionnette, Charlevile, Perancis. Dia mengajar selama dua bulan saja dan sempat dianugerahi gelar profesor oleh masyarakat akademis Perancis.

Pada 1994 silam, Asep pernah merintis pentas di luar negeri. Negara yang disambangi antara lain Inggris, Belanda, Swiss, Perancis, serta Belgia. Selanjutnya, pada 1995, Asep mendapatkan penghargaan berupa Satya Lencana Kebudayaan dari Presiden Soeharto.

Bravo seniman Indonesia. Bravo Asep Sunandar.

(Yansen)

To Top