Bukittinggi, KABA12.com — Anjloknya harga jual cabe dan sejumlah kelompok bahan makanan lain, mengakibatkan daerah Bukittinggi mengalami deflasi sebesar -0,44 persen selama bulan Mei 2017.
Kepala Seksi Distribusi BPS Bukittinggi, Lisa Yanti mengatakan, penurunan harga terjadi pada kelompok bahan makanan sebesar -1,92 persen, yang didominasi Beras, Cabe Merah, Bawang Merah, Jeruk, Ikan Nila dan komoditi lainnya.
“Beras menyumbang deflasi sebesar -0,231 persen, cabe merah -0,160 persen, bawang merah -0,057 persen, jeruk -0,036 persen dan ikan nila -0,035 persen,” jelasnya dalam rilis yang diterima KABA12.com, Senin (05/06).
Tak hanya kelompok bahan makanan, deflasi juga terjadi pada dua kelompok pengeluaran lainnya seperti, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar -0,06 persen dan kelompok sandang sebesar -0,06 persen.
“Pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau, penyumbang deflasinya gula pasir -0,026 dan makanan ringan/snack -0,001. Sementara di kelompok sandang, penyumbang deflasi adalah harga emas perhiasan sebanyak 0,004 persen,” ujarnya.
Disamping adanya penurunan harga, juga terdapat peningkatan indeks pada tiga kelompok pengeluaran, seperti kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,21 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,07 persen, dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,07 persen.
Sedangkan satu kelompok pengeluaran yaitu pendidikan, rekreasi, dan olahraga tidak mengalami perubahan indeks.
“Komoditas yang mengalami kenaikan harga selama Mei 2017 antara lain jengkol, bawang putih, bahan bakar rumahtangga, daging ayam ras, bensin, tomat sayur, petai, daging ayam ras, rokok kretek filter, cuci kendaraan dan komoditas lainnya, ” jelasnya.
Dari 82 kota Indeks Harga Konsumen (IHK), 70 kota mengalami inflasi dan 12 kota lainnya mengalami deflasi selama bulan Mei 2017.
Kota Bukittinggi menduduki posisi ke-22 di pulau Sumatera dan urutan ke-79 dari seluruh kota di Indonesia yang mengalami inflasi/deflasi.
(Jaswit)