Lubukbasung, KABA12.com — Menurut data WHO, organisasi kesehatan internasional, stroke pada tahun 2017 masih merupakan masalah kesehatan utama di negara industri maupun di negara berkembang, termasuk Indonesia, khususnya Sumatera Barat.
Data riset kesehatan dasar (Riskesdas), angka stroke di Minangkabau cukup tinggi.
Untuk meminimalisisr hal tersebut, Dinas Kesehatan Agam dibantu Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi menyatukan persepsi dalam memberikan pertolongan pertama dalam menangani pasien penyakit stroke.
Kepala Dinkes Agam, Indra Rusli mengatakan, stroke merupakan penyebab utama kematian pada semua umur, setelah jantung.
“Saat ini penyebab kematian dua teratas stroke bersama penyakit jantug. Oleh karena itu kami melakukan sosialisasi ini untuk meningkatkan kapasitas petugas kesehatan, baik di puskesmas, perawat maupun bidan. Agar penanganan pertama atau gold period pada pasien stroke harus tepat dilakukan,” ujar Indra Rusli pada KABA12.com, Selasa (12/09).
Ia menjelaskan, semakin cepat diketahui gejala stroke, makin cepat pertolongan diberikan, makin optimal perbaikan yang didapat. Karena periode waktu dari gejala pertama stroke sampai diberikan penanganan dinamakan golden periode yang lamanya hanya 4,5 jam, sangat penting dalam optimalisasi penyembuhan.
“Hasil maksimal didapat pada menit pertama setelah gejala onset dan menurun dengan cepat selama 4,5 jam berikutnya. Apabila penanganan tertunda untuk setiap menitnya, kurang lebih 2 juta sel saraf akan mati,” sebutnya.
Ditambahkan, petugas puskesmas, perawat, ataupun dokter harus mampu memberikan pertolongan yang pas dan tepat bagi pasien stroke, sebelum dirujuk ke rumah sakit yang mempunyai unit stroke atau stroke centre.
Oleh sebab itu, masyarakat wajib mengenal tanda dan gejala awal stroke secara dini. Supaya penanganan dapat cepat diberikan. Tidak hanya itu, Kadinkes Agam juga mengingatkan, agar masyarakat dapat mengatur pola makan yang sehat dan seimbang.
“Hampir 70 persen pasien di RS Jantung Harapan Kita pasien disana adalah orang Minang, yang banyak bermasalah kesehatan karena pola makan tak teratur, tinggi kolesterol. Oleh sebab itu, orang Minang rentan terkena stroke. Seharusnya bertambah usia, jumlah proporsi makan gizi seimbang, dengan takaran 1/3 nasi, 1/3 sayur dan 1/3 lauk pauk,” ulasnya.
(Jaswit)
