Tanah Datar, KABA12.com — Dinas Pertanian Tanah Datar melalui UPT setiap kecamatan, mendorong pengembangan tanam padi sistem Jajar Legowo.
Tujuannya, agar dalam mengembangkan intensifikasi pertanian, petani dapat memperoleh produksi maksimal.
Untuk merealisasikan hal tersebut, dinas pertanian menggencarkan upaya khusus (Upsus) melalui kelompok tani disetiap nagari.
Supervisor penyuluh pertanian yang juga Plt. UPT Dinas Pertanian kecamatan Rambatan, Suboyo mengatakan, di tahun 2017 pihaknya memberikan bantuan bibit padi sebanyak 500 Kg untuk 20 hektar lahan persawahan yang dikelola beberapa poktan terpilih di setiap nagari untuk diolah menggunakan sistem tanam padi jajar legowo.
“Sistem tanam padi jajar legowo menghasilkan produksi panen yang banyak jika dibandingkan dengan cara tanam padi biasa, meningkatkan produktivitas 7 – 15%,” ujarnya.
Ia menjelaskan, sistem tanam padi jajar legowo, memiliki variasi, namun yang digalakkan kepada petani, adalah legowo super 2 : 1.
Legowo yang direkomendasikan ini memiliki jarak tanam disesuaikan dengan kondisi lahan dan kesuburan tanah di masing-masing lokasi berdasarkan uji tanah. Namun, pada lahan yang sangat subur, legowo ini memakai jarak tanam antarbarisan 25 cm, dalam barisan 12,5 cm, dan antarlegowo 50 cm.
Sementara pada lahan yang kuran subur jarak tanam lebih lebar, yaitu antarbarisan 30 cm, dalam barisan 15 cm, dan antarlegowo 40 cm, atau bisa juga dengan antar barisan 20 cm dalam barisan 20 cm dan antar legowo 40 cm.
“Kelebihan sistem tanam jajar legowo variasi 2 : 1 karena seluruh barisan padi berada di pinggir, maka penyinaran matahari optimal, sehingga populasi/rumpun tanaman akan bertambah sekitar 30%. Dengan sirkulasi udara yang lebih lancar dan optimal, sehingga mengurangi resiko penyakit akibat jamur, bakteri dan mengendalikan hama tikus,” jelas Suboyo.
Ia menambahkan, teknologi budidaya tanam padi jajar legowo sudah dilaksanakan sejak 2010 hingga kini diseluruh Indonesia, “kita terus dorong masyarakat untuk mebudidayakannya, sehingga dapat mendukung target produksi 1 juta ton beras kering giling (GKG),” ulasnya.
(Jaswit)