Jakarta, KABA12.com — Chrisye selalu menolak ketika diminta tampil bernyanyi secara sukarela dalam berbagai undangan. Dia tak sembarangan mengeluarkan suara emasnya. Begitu cara Chrisye menghormati pekerjaanya sebagai penyanyi.
Bagi Chrisye, menyanyi merupakan pekerjaan profesional yang mesti dihargai.
“Chrisye itu, kalau dia pergi ke pesta atau apa, dia enggak mau dipanggil nyanyi karena dia mau orang menghargai dia sebagai penyanyi. Beberapa orang menganggapnya sombong, tapi dia punya prinsip,” kata istri Chrisye, Damayanti Noor seperti dilansir CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu.
Bukan hanya permintaan menyanyi yang sering ditolak. Chrisye juga kerap menolak beragam tawaran kerja. Dia punya kriteria sendiri dalam memilih pekerjaan.
Ketimbang wara-wiri di berbagai panggung, Chrisye lebih memilih fokus menggarap album. Terbukti, sepanjang kariernya, Chrisye menghasilkan 22 album studio dan sembilan album kompilasi.
“Boleh dibilang tidak semua juga diambil. Jadi dia hidup enggak kaya artis-artis sekarang. Pokoknya yang penting cukup dan dia lebih ke nyanyi rekaman, bukan penyanyi panggung,” tutur Yanti.
Saat tengah mengerjakan album, Chrisye benar-benar tak bisa diganggu. Dia bahkan rela mengunci dirinya di studio dan di rumah demi karya yang kini melegenda.
Chrisye ikut sedari awal proses penggarapan album berlangsung. Dia selalu berada di studio menyimak detail pembuatan album meski tugas utamanya hanya menyanyi.
Pelantun tembang Kisah Cintaku itu ikut mulai dari pemilihan lagu, mengecek lirik, nada, penyuntingan hingga promosi. Bila ada yang tak sreg, Chrisye tak sungkan meminta untuk diganti.
Begitu pula dalam hal mengubah lirik yang tak pas artikulasinya ketika dinyanyikan. Itu semua demi kenyamanan dan kepuasannya berkarya.
“Jadi benar-benar [ikut menggarap] dari nol sampai jadi album,” ujar Yanti.
Lebih sering rekaman, membuat jumlah panggung pun dibatasi. Membatasi kemunculan juga jadi strategi tersendiri bagi Chrisye. Ini dilakukan demi menjaga kerinduan para penikmat musik dan tentunya harga jual agar tetap tinggi.
“Dia berprinsip, ‘Gue enggak boleh sering-sering supaya orang rindu.’ Kalau keseringan juga, dia [bayarannya] menjadi murah. Dia menjaga itu,” ucap Yanti, yang menikah dengan Chrisye pada 1982.
Alih-alih seperti penyanyi masa kini yang punya manajer, Chrisye justru mengatur semua pekerjaan dan jadwalnya sendiri. Dia baru memiliki asisten di penghujung kariernya.
Strategi Chrisye ini layak dibilang berhasil. Lewat pilih-pilih panggung dan pemilihan lagu yang ketat, Chrisye menobatkan dirinya sebagai penyanyi legendaris.
Meski demikian, sekian banyak album, lagu-lagu hit yang melegenda, ragam prestasi dengan puluhan penghargaan, ada mimpi Chrisye yang belum terwujud.
Chrisye ingin merilis album yang berisi lagu-lagu religi.
“Dia itu ingin membuat album religi, tapi mungkin jadinya film bernuansa religi. Walaupun bukan religi sebenarnya tapi ada nilai spiritualnya,” tutur Yanti.
Film biopik Chrisye yang rilis Kamis (7/12) lalu mengangkat sosok lain sang bintang dari sudut pandang keluarga dan sahabatnya.
(Dany)
