Bukittinggi, KABA12.com — Bank Indonesia Sumatera Barat gelar seminar dan diskusi dalam rangka pengendalian inflasi. Kegiatan yang dihadiri Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) se Sumatera Barat, perbankan, mahasiswa dan sejumlah pakar perekonomian ini dilaksanakan di Balai Sidang Hatta, Kamis (05/10).
Kepala Perwakilan BI Sumbar, Edi Dwi Cahyono memaparkan seminar dan diskusi kali ini mengangkat tema peningkatan efisiensi tata niaga dan pemanfaatan teknologi dalam rangka pengendalian inflasi daerah.
Hal ini didasarkan pada masih tingginya laju inflasi di Sumatera Barat, sehingga berpengaruh pada perekonomian masyarakat.
“TPID Sumbar harus belajar kepada provinsi lain dalam upaya menekan laju inflasi. Disuksi yang dilakukan saat ini sebagai upaya pencerahan untuk menekan inflasi untuk meningkatkan perekonomian dan menurunkan angka kemiskinan di setiap daerah,” jelasnya.
Wakil Walikota, Irwandi mengungkapkan, Pemko Bukittinggi telah menjalankan komitmen untuk mengendalikan inflasi. Tantangan terbesar adalah komuditas bawang merah, cabai dan jengkol yang seting menjadi penyumbang inflasi. Untuk mengantisipasi itu, pemko mengajurkan masyarakat memanfaatkan pekarangan untuk menanam tanaman produktif.
“TPID juga terus melakukan pembinaan kawasan rumah pangan lestari (KRPL), optimalisasi lahan pekarangan, pemantauan harga pasar, pelaksanaan operasi pasar, survey harga pasar dan sidak pasar saat Ramadhan,” jelasnya.
Upaya yang dilakukan pemko dan TPID tersebut, dinilai berhasil karena tercermin dari relatif stabilnya inflasi di Bukittinggi. Terbukti, pada September 2017, inflasi bulanan di Bukittinggi hanya sebesar 0,31% dan inflasi tahunan sebesar 1,13 %.
“Inflasi yang terkendali pada bulan September tersebut mengantarkan Bukittinggi menduduki posisi ke sembilan dari seluruh kota yang mengalami inflasi terendah di Sumatera dari posisi ke 17 secara nasional. Ini akan terus ditingkatkan, ” ungkapnya.
Upaya pengendalian inflasi di Bukittinggi juga dipercaya oleh TPID provinsi lain. Salah satunya TPID Gorontalo yang melalukan studi banding ke Bukittinggi. Pemko berharap, diskusi ini dapst menambah wawasan yang baru bagi para peserta agar dapat diimplementasikan di kabupaten kota di Sumbar.
(Ophik)
