Kaba Terkini

Budidaya Jabon, Bisnis Menguntungkan Sambil Menjaga Lingkungan

Maninjau, KABA12.com — Syarifuddin (57) warga jorong Sigiran, nagari Tanjung Sani, kecamatan Tanjung Raya,  Agam, berhasil membudidayakan kayu jabon yang biasa digunakan sebagai bahan triplek.

Jabon pohon asli Indonesia, yang termasuk primadona kehutanan, namun masih banyak masyarakat yang belum mengenal tanaman tersebut.

Syarifuddin mengatakan, bisnis budidaya tumbuhan hutan yang sudah ditekuninya selama 4 tahun itu bisa menunjang ekonomi masyarakat, karena memberikan keuntungan menjanjikan.

“Bisnis tersebut tidak memerlukan modal besar, namun perlu ketekunan. Dalam satu hektar bisa ditanami 600 batang, dalam satu batang dihargai Rp 700 ribu, jika dikelola dengan baik bisa menghasilkan  lebih kurang Rp 400 juta per 5 tahun.  ” ujarnya kepada KABA12.com Senin (10/04).

Dijelaskannya, tanaman itu bisa dipanen ketika berumur 5 – 6 tahun, dan jika sudah mencapai tinggi 20/25 meter, “kayunya keras, biasanya digunakan sebagai bahan baku membuat  triplek,” sebutnya.

Berbicara tentang perawatannya, anggota Penyuluhan Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM) Sumatera Barat ini tidak  sulit, karena jabon hanya membutuhkan perawatan standar.

“Perawatannya pun standar saja, dimulai dengan pemupukan menggunakan NPK dan Kompos tiap 3 bulan, hingga pohon tersebut berumur 1 tahun, dan kita tidak perlu memotongan dahannya, karena dahannya akan terlepas sendiri ketika tua” ulasnya.

Disamping sebagai bisnis yang menjanjikan, jabon juga menjadi konservasi bagi tanah dan air karena sifatnya yang memiliki akar serabut dan banyak menyerap air.

“Budidaya  tanaman ini sangat mendukung program penghijauan hutan pemerintah serta menjadi pohon yang mampu mengurangi resiko tanah longsor, dan cocok ditanam di daerah lereng pebukit, dan aliran sungai seperti di wilayah Agam,” jelasnya lagi.

Syarifuddin mengaku, saat ini dirinya tengah belajar cara pembibitan jabon, ” nanti bibitnya  bisa disebar kepada masyarakat,” jelasnya.

(Johan)

0Shares
To Top