Oleh : M. Nur Idris Sati Bagindo
Menjelang hari pencoblosan Pilkada Bukittinggi 9 Desember 2020. Penulis melihat suasana aura tanda-tanda kemenangan untuk pasangan calon Ramlan Nurmatias dan Syahrizal yang biasa disapa RASYA sudah di depan mata.
Dari 200 kali berbagai pertemuan kampanye dan sosialisasi yang dilakukan saat ini, terlihat antusias dan dukungan warga kepada pasangan yang maju lewat jalur perseorangan ini terus mengalir. Nuansanya amat berbeda. Karena itu tidak salah tanda-tanda kemenangan RASYA itu sudah semakin tampak.
Bagi tim kampanye paslon lain mungkin menganggap tulisan ini berlebihan. Namun fakta di lapangan membuktikan bahwa paslon RASYA memang menjadi pilihan banyak warga Kota Bukittinggi saat ini. Penulis berpendapat warga Bukittinggi telah melihat apa yang sudah dilakukan oleh Ramlan selama 4,5 tahun ini.
Warga sudah tahu bahwa selama memimpin Kota Bukittinggi, Ramlan telah membuktikan kerja nyatanya. Penulis melihat, pengalaman dan inovasi yang sudah dikerjakan Ramlan selaku petahana menjadi alasan utama bagi warga untuk menjatuhkan pilihan kepada Ramlan yang kini maju berpasangan dengan Syahrizal.
Pilihan warga semakin kuat dengan adanya penghargaan yang sudah diterima oleh Ramlan sebagai bentuk apresiasi, baik tingkat nasional dari pemerintah pusat maupun tingkat regional. Logikanya, kalau tidak berprestasi, mana pula Ramlan bisa menerima penghargaan pusat. Jumlah penghargaan yang diterima sudah ratusan banyaknya.
Kalau Ramlan tidak berbuat selama memimpin Kota Bukittinggi. Penulis yakin Ramlan tidak akan berani berkampanye atau sosialisasi sampai 200 kali. Bertemu dengan warga masyarakat yang jumlah sudah puluhan ribu, dengan rata-rata setiap pertemuan diperkirakan yang hadir 200-300 orang. Walau sesungguhnya yang boleh hadir 50 orang, namun antusias warga terhadap Ramlan dan Syahrizal tidak dapat dibatasi.
Pilihan warga terhadap RASYA, terutama kepada Ramlan karena dianggap sudah berpengalaman dan berbuat. Mohon maaf, kalau dengan paslon lain baru akan berencana, akan berbuat dan akan mengerjakan dalam visi dan misinya. Pokoknya, semua baru dengan kalimat akan dan akan. Kalau RASYA tinggal melanjutkan dan membenahi yang sudah ada serta menambahkan dengan yang baru.
Bagaimanapun bagusnya visi dan misi seorang paslon, dasar penyusunan sudah pasti akan bersandar pada aturan perencanaan sudah ada secara nasional seperti RPJMN dan aturan perencanaan lain. Setelah terpilih barulah mereka susun dalam bentuk RPJMD dan RPJPD. Jadi tidak bisa karena terpilih jadi Walikota, lalu seenaknya akan membuat kebijakan ini dan itu tanpa berpedoman kepada koridor aturan yang ada.
Dalam konteks perencanaan, di sinilah dilihat asam garam dan dalamnya “aia tabek” seorang paslon. Bisa-bisa orang akan berpindah dari pilihannya. “Asa kamalantong” untuk mendapatkan simpatik, justru akan berbalik. Apalagi kalau punya tim sukses yang “angek tadah pado galeh”. Karena kehabisan bahan kampanye mulai menjadi “haters” memfitnah dengan membuat cerita yang tidak punya data dan fakta. Isunya dan orangnya itu ke itu saja.
Kampanye fitnah itulah yang menjadi salah satu dukungan kepada RASYA terus mengalir setiap hari. Ditambah konsep yang disajikan sebenarnya sudah dijalankan oleh Ramlan selama ini, cuma beda narasi dan cara penyampaian saja yang dirubah. Makanya setiap yang sajikan dalam bentuk fitnah, dengan mudah dipatahkan dipermukaan. Ditampilkan dalam status medsos, lalu dikomentari oleh itu ke itu saja. “Bagalaik dikain saruang sahalai” yang menariknya like dan komentar itu, tidak pula banyak. Kasihan..malu-maluin dih kamu kata anak sekarang.
Faktor lain yang membuat aura kemenangan RASYA semakin tampak adalah faktor kesetian dan pengorbanan relawan RASYA. Pergerakan relawannya bukan pergerakan semu. Relawan RASYA bukan relawan yang digerakan dengan kekuatan uang atau dari kaum profesional berbayar. Relawan RASYA adalah warga yang menginginkan perubahan dan perbaikan Bukittinggi secara nyata bukan retorika.
Relawan yang bergerak bersatu dari bawah mulai RT dan RW dibawah koordinator kelurahan. Relawan RASYA juga dibantu oleh relawan dari partai politik pendukung yakni Partai Demokrat, PBB, PPP, Hanura dan Berkarya yang semua menyatu. Relawan idealisme ketika Ramlan maju periode 2015-2020 juga selalu setia sampai saat ini.
Makanya, ketika ada paslon yang berkoar-koar dengan isu akan mencari saksi TPS dan luar TPS sebanyak 30 orang di masing-masing TPS dengan iming-iming bayaran mahal, relawan RASYA tidak terpengaruh untuk pindah ke lain hati.
Ini disebabkan karena hati relawan RASYA sudah terpati di jiwa dan raga RASYA. Mereka sesungguhnya sudah menang sebelum bertanding. Buktinya, relawan ini sudah bisa meloloskan RASYA dalam mencari KTP untuk persyaratan RASYA. Itulah kemenangan mereka setahun lalu. Ibarat sebuah pertandingan relawan RASYA tinggal menang di final.
Aura kemenang lain bisa dilihat lahirnya ribuan kaum milenial RASYA dengan nama Milenia Cerdas Bersama RASYA (MCBR) yang mendukung Ramlan dan Syahrizal yang sudah terbentuk secara inisiatif di tiap-tiap kelurahan. Sebagai kekuatan dari semua ini adalah komitment dan derasnya dukungan Niniak Mamak pasukuan Kurai kepada RASYA.
Tinggal kini yang terpenting adalah bagaimana semua yang mencintai RASYA berserah diri kepada Allah SWT dan memberikan dukungab penuh kepada Ramlan-Syahrizal. Insya Allah RASYA menang Pilkada Bukittinggi 2020. (*)