Bukittinggi, KABA12.com — Guna meningkatkan kompetensi aparatur pemko Bukittinggi dalam penangulangan bencana, pemerintah melalui BPBD mengadakan Bimbingan Teknis Penyusunan Kerangka Penanganan Darurat Bencana kota Bukittinggi Tahun 2017. Bimtek diadakan di Hall Balaikota dan dibuka oleh Walikota Bukittinggi, Selasa (19/12).
Musmulyadi, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) melaporkan, bimtek berlangsung selama empat hari, 19 hingga 22 Desember 2017. Narasumber berasal dari PT. Disaster Risk Reduction (DRR) Indonesia. Perusahaan itu telah mempunyai pengalaman mendampingi BNPB Provinsi se Indonesia dalam hal merumuskan aturan Perundang-undangan dan regulasi dibidang penyelenggaraan penanggulangan bencana. Bimtek diikuti 70 ASN di lingkungan Pemko Bukittinggi.
“Bimtek bertujuan memberikan kesatuan dasar tindakan komando dan pengendalian dari berbagai institusi terkait, dalam pelaksanaan peringatan tanggap darurat. Sistem komando terhubung langsung dengan sistem nasional dan secara terukur mampu mengurangi resiko yang mungkin timbul akibat bencana yang datang. Sehingga ASN memiliki pengetahuan dan pemahaman terkait institusi, tugas pokok dan fungsi serta keterkaitan lembaga pada masa tanggap darurat,” jelasnya.
Walikota Bukittinggi, Ramlan Nurmatias mengatakan kondisi topografi Bukittinggi memiliki potensi bencana yang cukup beragam mulai dari kebakaran, longsor, banjir, cuaca ekstrim maupun gempa bumi. Khusus gempa bumi, selain gempa tektonik Bukittinggi juga rentan gempa vulkanik, karena Bukittinggi berdekatan dengan Gunung Merapi yang tergolong aktif.
Menghadapi bencana yang kapan saja bisa terjadi, seluruh warga perlu siap siaga, terutama ASN Pemko Bukittinggi, apalagi aparatur dibidang penanggulangan bencana. Semuanya harus meningkatkan pengetahuan praktis penyelenggaraan penanggulangan bencana yang sistematis. Semua harus paham dengan tahapan pranbencana, tahapan tanggap darurat dan tahapan pasca bencana.
“Tujuannya untuk penyelamatan dan demi kemanusiaan. Pastikan masyarakat juga punya ilmu tentang kebencanaan. Agar jika terjadi bencana, kita baik aparatur maupun masyarakat siap menghadapinya dan mengetahui tahapan yang harua dilalui. Sehingga dampak dapat ditekan dan pemulihan dari bencana bisa cepat. Apabila dikerjakan dengan ikhlas maka akan berhasil baik,” ujarnya.
(Ophik)