Catatan 12

Anak Mandiri Lewat My Bottle

Oleh : Hasneril.SE

Sekarang lagi tren-trennya anak sekolah
mulai dari SD sampai SMA sederajat memakai botol minuman “MY BOTTLE”, baik dibawa ke sekolah atau bahkan pergi wisata bersama keluarga maupun teman sebayanya. Dulu saya pernah membelinya satu buah di Jakarta, kira-kira enam bulan yang lalu.

Karena membelinya cuma satu buah, sedangkan saya memiliki anak empat orang, dan tiga diantaranya masih sekolah dirumah yang satu di Bogor .
Jadi, terpaksa botol itu saya berikan kepada anak paling kecil yang masih duduk dibangku SD.

Anak-anak yang lain sering bilang, “Ayah, kalau pergi ke Jakarta lagi, beli My Bottle ya, disini tidak ada yang jual, botol ini banyak yang suka, kalau kita jual mungkin bagus juga,” kata anak saya yang lain. Setelah itu, saya coba mencarinya di Jakarta, namun tidak juga ketemu.

Setiap pagi di mobil waktu mengantar anak ke sekolah, saya sering cerita, bahwa dulu sewaktu kelas dua SD saya sudah jualan di sekolah. Tidak hanya jualan saya juga bekerja diwarung dekat sekolah waktu jam istirahat untuk mendapatkan uang. Selain itu saya juga sering menceritakan tentang kehidupan diwaktu kecil dulu sama anak-anak supaya mereka tahu siapa bapaknya .

Anak bungsu saya Ismai. Dia sekarang kelas II di SD IT. Tiap pagi kalau saya tidak dinas tetap di antar kesekolah, tapi kalau saya dinas berangkat sama ibunya, kadang-kadang diantar  ojek langganan.

Waktu itu, ketika mau berangkat sekolah, diatas mobil saya bertanya kepada Ismail, “kalau ayah beli My Bottle mau Ismail jualnya di sekolah”, lalu dia menjawab mau.

“Tidak malu Ismail berjualan di sekolah,” tanya saya lagi.
“Tidak ayah, Mail tidak malu, untuk apa malu, dulu ayah kan juga jualan disekolah,” kata Ismail sambil tersenyum.

Pas ada kegiatan ke Jakarta saya coba mencari My Bottle. Setelah lama mencari akhirnya dapat satu karton, separuhnya berisi My Bottle, dan separuhnya BFA. Lalu saya bawa pulang.

Sampai dirumah saya bilang sama Ismail, “ayah bawa My Bottle , mau Mail jual di sekolah?, ” tanya saya.
Mendengar itu dia terlihat gembira, malam itu juga dia masukan ke dalam tas empat buah. Paginya, di mobil waktu berangkat ke sekolah saya jelaskan bahwa May Bottle dijual 25.000.-, sedangkan, BFA 20.000.

Waktu saya pulang kantor malamnya, Ismail langsung memberitahu jualannya habis mendengar kata-kata Ismail membuat hati saya senang.
Besoknya dia bawa lagi dan habis lagi. Saya coba tanya bagaimana cara dia menjualnya.
Dia bilang, “pertama Ismail letakkan diatas meja, setelah itu teman-teman bertanya botol ini punya siapa, Ismail
jawab punya ayah, Mail, juga bilang ayah jualan botol ini, terus teman nanya berapa harganya, seperti yang ayah katakan ke Mail segitu Ismail bilang sama teman dan ustadzah,” jelasnya.

Karena banyak yang laku, lalu saya beli lagi dan saya buka lapak. Alhamdulillah berkat doa anak-anak My Bottle laris manis. Saya juga bilang ke Ismail, “nanti ayah juga akan buka lapak di GOR Rang Agam, di sana banyak juga yang minat untuk beli My Bottle,” kata saya ke Ismail.
Bahkan, Ismail menyebut berminat buka lapak bersama saya. Rencana memang begitu.
Tapi, pagi itu cuaca kurang baik terpaksa saya sendiri berjualan , Alhamdulillah banyak juga laku, siang saya pulang disambut oleh Ismail bagaimana banyak laku ,saya jawab ada lumayan , Ismail gembira dan dia langsung lari ke mobil untuk melihat berapa sisa My Bottle lagi.
“Ayah tidak malu dilihat orang lain , teman atau bos ayah ,tidak, yang penting kan halal, nanti kan hasil penjualannya juga untuk makan kita bersama-sama,” kata saya sembil tersenyum.

Mendengar perkataan itu, dia tersenyum sambil melihat saya. “Ismail juga mau belajar cari uang, itu makanya mail mau jualan botol ini yah, kan bisa bantu ayah dan bunda juga,” kata Ismail dengan senyumannya ketika menatap wajah saya.

Ismail juga berkata kepada saya kalau di sekolah banyak teman-temannya yang memujinya. “Ismail hebat, masih kecil sudah bisa jualan,” kata Ismail menirukan perkataan temannya. “Ismail bilang diajarin sama ayah supaya bisa hidup mandiri, karena ayah mail waktu kecil juga sudah bisa dagang disekolah” kata Ismail.

Sejak saya menjual My Bottle setiap pagi habis shalat subuh di mesjid Ismail selalu minta My Bottle yang mau dibawa ke sekolah untuk dijual. Begitu juga kalau saya pulang malam dengan gembira Ismail melaporkan uang hasil penjualannya di sekolah.
(*)

To Top