Bukittinggi, KABA12.com — Community TB HIV Care ‘Aisyiah Sub Sub Recipient (SSR) Bukittinggi, gelar pelatihan capasitas CSO dalam kemampuan advokasi pendanaan dan kampanye media, untuk pencegahan dan penanganan penyakit TBC dan HIV AIDS.
Kegiatan yang diinisiasi Aisyiah ini, dilaksanakan di Hotel Nikita, selama tiga hari, Jumat hingga Minggu, 14-16 September 2018.
Dra.Hj.Ermiati AM, Pimpinan Aisyiah Daerah Bukittinggi, menjelaskan, program ini telah dilaksanakan sejak tahun 2003 lalu. Dalam perjalananya, kegiatan ini melibatkan seluruh NGO atau organisasi masyarakat sipil di kota Bukittinggi.
Saat ini sudah ada 72 kader komunitas yang sudah dilatih sejak tahun 2016.
“Kegiatan peningkatan kapasitas ini, diberikan kepada staf di SSR, SSR khusus dan CSO/NGO agar mampu melakukan advokasi budgeting skill dan fundrising serta kampanye media, dalam upaya melakukan pencegahan dan penanggulangan TBC dan HIV di setiap daerah, khususnya si Bukittinggi. Karena peningkatan kapasitas serupa, juga dilaksanakan di tingkat kota kabupaten. Untuk sebaran SSR Aisyiyah se Sumbar, yakni, Padang, Bukittinggi, Padang Pariaman dan Solok,” jelasnya.
Deri Rizal, Koordinator SR Aisyiyah Sumbar, menjelaskan, program ini dilaksanakan dalam rangka pencegahan penanggulangan TBC dan pengendalian HIV AIDS, yang dananya disupport oleh The Global Fund. Harapannya, agar penderita TBC dan HIV di Bukittinggi dapat berkurang. Sejak beberapa tahun sebelumnya sejumlah strategi sudah dilaksanakan, namun pada New Implementation Round 2018-2020, ada beberapa strategi tambahan dan kader komunitas serta organisasi masyarakat sipil tetap akan mengambil peran.
“Kita harus ketahui, gejala utama TBC, batu berdahak selama dua minggu atau lebih. Warga yang mengalami gejala itu, harus langsung dikoordinasikan oleh kader dengan petugas kesehatan. Untuk tahun 2018 ini, strategi untuk mengetahui warga yang terindikasi TBC, diterapkan Spesific Population yang bertumpu pada investigasi kontak pasien TB, berdasarkan data puskesmas. Dari data itu kader melakukan pemantauan dan membantu pengobatan bagi para penderitanya. Begitu pula dengan HIV, karena kedua penyakit ini, sangat rentan dengan sistem kekebalan tubuh manusia,” jelasnya.
Sementara itu, Riri Alhadilla Sukma, Kasi Pengelolaan Komunikasi Publik Diskominfo Bukittinggi, dalam materinya terkait media campaign, menyampaikan, media menjadi salah satu saeana utama untuk menyampaikan informasi untuk publik. Dengan kehadiran media di tengah masyarakat, apapun dapat disampaikan dan diketahui warga melalui media yang ada, namun tetap sesuai dengan data dan fakta.
“Apalagi dengan tema pencegahan TB dan HIV, tentu dapat disampaikan dengan media yang ada. Apapun langkah yang dilakukan Aisyiyah dalam program ini dapat menggandeng media untuk menginformasikan kepada masyarakat, sehingga ada ketertarikan tersendiri, bagi warga untuk ikut mendukung program ini. Karena setiap media memiliki pembaca atau pecintanya masing-masing,” jelasnya.
Selain itu, kegiatan yang diikuti 15 perwakilan dari berbagai bidang dan juga komunitas ini, juga diisi materi oleh bagian Badan Keuangan Bukittinggi, terkait perencanaan penyusunan anggaran, hibah dan bantuan sosial.
(Ophik)
