Kaba Terkini

Ahli Fisika Indonesia Klaim Temukan Dasar Penciptaan

Jakarta, KABA12.com — Penciptaan alam semesta dan kiamat, merupakan dua fenomena yang banyak dibicarakan dalam agama-agama di dunia.

Untuk itu, ahli fisika dari lembaga riset Institut Fisika Indonesia (IFI) Dr. Rifki Muhida turut angkat bicara soal dua fenomena tersebut. Ia mengklaim menemukan bukti sains penciptaan alam dan kiamat. Klaim ini berdasarkan penelitian selama 25 tahun terhadap karya-karya ilmuwan Einstein dan Stephen Hawking, serta para peraih nobel fisika bidang astrofisika sejak 1990-an.

Dr. Rifki sampai pada kesimpulan bahwa apa yang disebut teori Big Bang selama ini adalah bagian dari proses penciptaan alam semesta.

“Perlu keberanian untuk mengatakan bahwa Big bang adalah penciptaan alam semesta”, ujar Doktor fisika lulusan Osaka University yang pernah menjabat profesor (Assistant Professor) di Osaka University dan di Internasional Islamic University Malaysia (IIUM) ini, seperti dikutip CNN Student, Rabu (09/08).

Dalam teori Big Bang, yaitu sekitar 13,799 milyar tahun lalu, alam semesta baru lahir. Alam semesta awal sangatlah rapat berdesakan penuh radiasi energi tinggi, eksistensi atom belum muncul apalagi materi seperti yang ada saat ini.

Berjalannya waktu maka suhu alam semesta menurun drastis, terbentuklah partikel-partikel elementer yang kemudian menyusun atom, molekul dan zat padat hingga galaksi. Alam semesta yang dulunya rapat menjadi renggang menyisakan begitu banyak ruang hampa dan triliunan galaksi.

“Konsep penciptaan alam semesta dalam sains ini ternyata mirip dengan penjelasan penciptaan yang sering kita dengar sehari-hari atau sebagaimana yang tertulis dalam kitab suci agama,” kata Rifki. “Hanya sepertinya apa yang ditemukan sains tidak sesempurna apa yang tertulis dalam kitab suci.”

Lebih lanjut Dr. Rifki mengatakan penciptaan alam semesta secara fisika sebagaimana yang dikerjakan para fisikawan termasuk Einsten dan Hawking belumlah lengkap karena tidak dapat menjelaskan darimana datangnya materi alam semesta yang awalnya tiada. Penciptaan hanya menguraikan materi dari energi tinggi ke energi rendah, dari partikel yang rapat ke yang kurang rapat. “Setelah ribuan tahun kita baru menyadari sesuatu yang sangat dahsyat ini,” ujarnya.

Adapun soal kiamat, dalam kitab suci berbagai agama disebutkan bahwa kiamat adalah kehancuran total alam semesta. Setelah alam semesta mengembang dan terbentuk seperti sekarang lambat laun semua energi pengembangannya sebagai hasil Big Bang akan habis lalu galaksi yang jumlahnya puluhan triliun akan saling tarik menarik dan bertabrakan dan mengumpul jadi satu menuju kehancuran total.

Bintang dan planetnya yang kebanyakan sudah melebur bermetamofosis menjadi lubang hitam akan saling menghancurkan dan memakan satu dengan yang lainnya.

“Yang menarik, dari gambaran kiamat ini ternyata cocok dengan hasil yang diperoleh yaitu setelah memecahkan persamaan gravitasi Einstein. Itu artinya bahwa kiamat itu bukan sekedar pernyataan agama tetapi juga kiamat itu sains,” ujarnya.

Penelitian Dr. Rifki dirangkum dalam sebuah buku bertajuk Bukti Sains Penciptaan Alam Semesta dan Kiamat. Buku ini awalnya disusun pada 1990-an saat ilmuwan ini masih menjadi mahasiswa di jurusan Fisika ITB. Saat itu dia mengambil topik riset fisika teori untuk mencari teori pamungkas penyatuan semua hukum fisika dalam satu hukum fundamental.

Namun penerbitannya menunggu 23 tahun sebab masih ada mata rantai penting yang belum ditemukan, yang menentukan skala besar penciptaan alam semesta dan kiamat yaitu “Partikel Tuhan” dan gelombang gravitasi Einstein.

Penemuan Partikel Tuhan tahun 2012 adalah pergulatan panjang para saintis mencari penyebab mengapa benda bisa memiliki massa atau berat. Bermula dari perhitungan matematika oleh fisikawan muda Peter Higgs tahun 1960an yang kemudian baru bisa dibuktikan secara eksperimen tahun 2012 menggunakan alat eksperimen berupa terowongan magnetik sepanjang 27 km dan diameter 3,8 meter seharga Rp130 triliun, yang dibangun di bawah tanah pada kedalaman 150 meter di daratan Swiss.

Untuk penemuannya Higgs kemudian dianugerahi hadiah Nobel Fisika tahun 2013 setekah menunggu 50 tahun dan saat umurnya 84 tahun. Sedangkan gelombang gravitasi diramalkan oleh Albert Einstein tahun 1915 lewat persamaan matematika yang sangat indah, yang memiliki arti penting dalam skala besar alam semesta bahkan kiamat. Namun gelombang tersebut baru ditemukan tahun 2016 atau 100 tahun kemudian dengan menggunakan alat eksperimen sepanjang 8 km seharga Rp8 triliun yang dibangun di Amerika Serikat.

Dua penemuan besar yang hampir berdekatan waktunya itu betul-betul mengecohkan banyak saintis, karena mereka menduga bahwa baik partikel Tuhan maupun gelombang gravitasi itu sulit untuk ditemukan.

(Dany)

To Top